Bisnis.com, JAKARTA – PT Mandiri Sekuritas kembali menjadi mitra distribusi Surat Berharga Negara (SBN) ritel jenis Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR013. Obligasi ini dapat menjadi alternatif diversifikasi investasi yang aman dan likuid.
Penawaran SBR013 telah dibuka pada 10 Juni sampai dengan 4 Juli 2024. Seri ini ditawarkan dalam dua jangka waktu, yakni SBR013-T2 dengan tenor dua tahun yang jatuh tempo pada 10 Juli 2026 dan SBR013-T4 bertenor 4 tahun jatuh pada 10 Juli 2028.
Kupon pertama untuk SBR013-T2 dipatok sebesar 6,45% per tahun, sementara SBR013-T4 menawarkan kupon sebesar 6,6% per tahun. Pembayaran kupon pertama SBR013 akan jatuh 10 Agustus 2024 dan terus dibayarkan pada tanggal 10 setiap bulan hingga jatuh tempo.
Direktur Retail Mandiri Sekuritas, Theodora VN Manik, menyatakan bahwa kehadiran SBR013 memberikan pilihan bagi nasabah untuk melakukan diversifikasi instrumen dan memperkuat landasan investasi karena produk dijamin pemerintah.
“SBR013 merupakan alternatif diversifikasi investasi yang aman, mudah, dan menguntungkan serta likuid. Aman karena dijamin oleh negara dan mudah karena investasi dapat dilakukan secara online,” ujarnya dalam siaran pers Selasa (11/6/2024).
Theodora menuturkan dua jenis SBR013 dapat dibeli melalui platform Mandiri Online Securities Trading (MOST) dengan investasi mulai Rp1 juta hingga maksimal Rp5 miliar untuk pembelian SBR013-T2 dan Rp10 miliar SBR013-T4.
Baca Juga
“[SBR013] juga menguntungkan karena imbal hasil yang menarik dengan kupon floating with floor yang membantu melindungi dari dampak inflasi,” pungkasnya.
Di sisi lain, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mengungkapkan potensi penjualan SBR013 dapat menembus hingga Rp20 triliun sampai akhir masa penawaran.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, pada awal penerbitan SBR013, pemerintah mematok target penjualan sebesar Rp15 triliun. Namun, jika peminatnya tinggi, tak menutup kemungkinan kuota SBR013 bakal ditambah.
“Kami akan memerhatikan juga minat dari masyarakat, kalau memang tinggi minatnya, kami punya spare alokasi untuk bisa di upsize hingga Rp20 triliun. Jadi mungkin target antara Rp15 triliun-Rp20 triliun,” ujar Deni di Jakarta, Senin (10/6/2024).
Dia menambahkan sejak pandemi Covid-19, tingkat kesadaran masyarakat dalam berinvestasi meningkat cukup tinggi untuk menghadapi kondisi-kondisi tak terduga. Sejalan dengan hal itu, realisasi investasi instrumen SBN ritel terus bertumbuh setiap tahun.
------------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.