Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepekan Ditawarkan, Penjualan Saving Bond Ritel SBR014 Capai Rp2,92 Triliun

Sepekan sejak penawaran obligasi ritel Saving Bond Ritel (SBR) seri SBRO14 dibuka, obligasi ritel itu telah laku terjual sebesar 19,47% dari total kuota Rp15 triliun.
Pegawai PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menunjukkan instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel di Livin by Mandiri di Jakarta. Bisnis
Pegawai PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menunjukkan instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel di Livin by Mandiri di Jakarta. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Tepat memasuki sepekan sejak penawaran obligasi ritel Savings Bond Ritel (SBR) seri SBRO14 dibuka, produk obligasi ritel ini telah laku terjual sebesar 19,47% dari total kuota Rp15 triliun.

Mengacu data mitra distribusi SBR014 PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) pada Senin (21/7/2025) pukul 14.30 WIB, investor telah memesan SBR014 sebanyak Rp2,92 triliun. Jumlah itu terdiri atas SBR014T2 Rp2,21 triliun dan SBR014T4 Rp710 miliar.

Alhasil, kuota pembelian SBR014T2 masih tersedia 77,9% atau sekitar Rp7,78 triliun. Sementara itu, kuota pembelian SBR014T4 masih tersedia sebesar 85,8% atau sekitar Rp4,28 triliun.

Dengan begitu, Savings Bond Ritel SBR014 dengan tenor 2 tahun lebih diminati oleh para investor dibandingkan dengan SBR014 dengan tenor 4 tahun.

Adapun Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan sedang menggelar penawaran SBR014 mulai 14 Juli hingga 7 Agustus 2025 dengan tingkat kupon 6,25% dan 6,35% per tahun.

Instrumen SBR014 diterbitkan dalam dua seri, yaitu SBR014T2 dengan tenor 2 tahun dan SBR014T4 dengan tenor 4 tahun. 

SBR014 diterbitkan dengan tingkat kupon mengambang dengan plafon minimal atau (floating with floor). Untuk seri SBR014T2, tingkat kupon ditetapkan sebesar 6,25% untuk periode 3 bulan pertama (14 Agustus 2025 hingga 10 November 2025). 

Penetapan kupon itu merujuk pada formula BI Rate (5,5%) ditambah spread sebesar 75 basis poin (bps). Sementara itu, tingkat kupon SBR014T4 ditetapkan sebesar 6,35% untuk periode 3 bulan pertama. 

Tingkat kupon itu merujuk pada formula BI Rate (5,5%) ditembah spread tetap 85 bps. Kupon pertama akan dibayarkan pemerintah pada 10 September 2025. Pemerintah membatasi nilai maksimum pemesanan SBR014T2 sebesar Rp5 miliar dan SBR014T4 sebesar Rp10 miliar. 

Obligasi ritel itu diterbitkan tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan, tidak dapat dilikuidasi/dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada periode early redemption. 

Periode settlement early redemption atau pencairan awal SBR014 ditetapkan pada 10 September 2026 untuk SBR014T2 dan 10 September 2027 untuk SBR014T4. 

Investor yang berminat untuk memesan SBR014 dapat menghubungi 17 bank, 5 perusahaan efek, dan 4 perusahaan fintech APERD yang ditunjuk Kemenkeu sebagai mitra distribusi.

Sebelumnya, Investment Analyst Capital Asset Management Martin Aditya menilai besaran kupon yang ditawarkan seri SBR014 belum cukup menarik untuk dilirik para investor ritel. Salah satu alasannya, di tengah tren penurunan suku bunga, kupon SBR014 masih berkisar pada 6,25%–6,35%.

Sebagai pembanding, seri SBR013 dengan BI Rate sebesar 6,25% menawarkan kupon sebesar 6,60% pada seri SBR013T4 dan 6,45% pada seri SBR013T2.

Kini, posisi SBR014 dinilai kurang menarik sebab di tengah pemangkasan suku bunga menjadi 5,50%, terdapat sejumlah instrumen investasi lainnya yang mampu memberikan kupon yang lebih menarik.

“Reksadana pendapatan tetap, kalau kita lihat beragam dari berbagai manajer investasi, bisa memberikan 7,5%–8% per tahun,” katanya saat dihubungi, Senin (14/7).

Akan tetapi, penerbitan SBR masih memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan SBN FR dan Project Based Sukuk (PBS) yang menawarkan pembagian kupon setiap 6 bulan sekali. SBR dinilai mampu memberikan cashflow yang lebih lancar bagi para investor karena kupon dibagikan setiap sebulan sekali.

Martin juga menilai tidak ada sentimen negatif dari para investor di tengah penerbitan instrumen ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro