Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelewatan SBR013? Catat Kisi-Kisi Kupon & Jadwal SBN Ritel Berikutnya

Setelah SBR013, pemerintah diperkirakan akan kembali menerbitkan SBN ritel pada Agustus 2024.
Pegawai PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menunjukkan instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel di Livin by Mandiri di Jakarta. Bisnis
Pegawai PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menunjukkan instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel di Livin by Mandiri di Jakarta. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akan kembali menerbitkan surat berharga negara (SBN) ritel selanjutnya setelah penawaran Savings Bond Ritel seri SBR013 berakhir.

SBR013 terpantau laris manis hingga penjualan hari terakhir pada Kamis (4/7/2024). Laporan PT Bareksa Marketplace Indonesia hingga Kamis (4/7/2024) pukul 06.15 WIB menunjukkan SBN ritel itu diborong investor sekitar Rp19,08 triliun dari kedua seri.

Sebagaimana diketahui, SBR013 terdiri atas dua tenor yakni SBR013-T2 tenor 2 tahun dengan kupon 6,45% dan SBR013-T4 tenor 4 tahun dengan kupon 6,60% per tahun. SBR013 tenor pendek paling diburu investor.

Selanjutnya, pemerintah akan menerbitkan Sukuk Ritel seri SR021 yang diperkirakan pada Agustus 2024.

Kepala Ekonom Bank Permata sebelumnya memprediksi tingkat kupon atau imbal hasil SR021 akan lebih tinggi dibandingkan seri sebelumnya, yakni SR020 yang meluncur pada Maret 2024.

Sebagai pengingat, pada Maret lalu, kupon dari SR020 adalah sebesar 6,3% untuk tenor 3 tahun, dan 6,4% untuk tenor 5 tahun. Pada saat itu, suku bunga Bank Indonesia (BI) masih berada di level 6%, sedangkan saat ini BI telah mengerek suku bunga ke level 6,25%.

"Sejalan dengan kenaikan suku bunga tersebut, maka kami perkirakan kupon yang ditawarkan juga akan meningkat menjadi di kisaran 6,2%-6,5% untuk tenor 3 tahun, dan 6,4%-6,7% untuk tenor 5 tahun," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (4/7/2024).

Sementara itu, jika dibandingkan dengan kondisi pasar obligasi pada saat penerbitan SR020 lalu, menurutnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan, sejalan dengan para pelaku pasar cenderung berhati-hati di tengah ketidakpastian global. 

Adapun hal ini juga terefleksi dari permintaan lelang sukuk yang cenderung tidak jauh berbeda, dengan rerata bid-to-cover ratio di kisaran 2,0. Sejalan dengan perbaikan sentimen di pasar domestik dalam beberapa minggu terakhir, Josua memperkirakan ada potensi kenaikan (upside) dari permintaan SR021. 

"Kami perkirakan SR021 akan terjual di kisaran Rp20 triliun hingga Rp24 triliun pada penjualan Agustus mendatang," jelasnya.

Dia mengatakan faktor yang menjadi determinan permintaan pada penjualan SR021 di antaranya adalah sentimen di pasar obligasi domestik yang juga bergantung pada bagaimana kondisi nilai tukar rupiah dan sentimen internasional pada Agustus 2024. 

"Faktor upside pada pasar domestik didorong oleh inflasi domestik yang cenderung stabil serta data AS yang berpotensi cenderung melemah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper