Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir merah serta rata-rata nilai transaksi harian yang lesu pekan ini disebut adalah mekanisme pasar yang tidak dapat diintervensi Bursa Efek Indonesia.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik mengatakan kondisi pasar pekan ini yang lesu merupakan dinamika pasar dan dibentuk berdasarkan permintaan dan penawaran yang terjadi.
“Bursa tidak pada posisi atau punya kemampuan untuk menentukan IHSG,” kata Jeffrey di Gedung Bursa Efek, Sabtu (8/6/2024).
Secara lebih detail, ketika ditanya terkait dengan kemungkinan penyebab lesunya pasar adalah papan pemantauan khusus dan mekanisme full call auction, Jeffrey menyebut terlalu dini untuk menyimpulkannya.
Menurutnya, yang bisa dijaga oleh Bursa saat ini adalah likuiditas pasar. Salah satu upaya yang dimaksud adalah kebijakan liquidity provider atau market maker. Setidaknya kebijakan terkait liquidity provider akan mengerek rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH.
“kira-kira itu [market maker] nanti akan meningkatkan likuiditas, jadi kita tidak bicara naik turun IHSG tapi kami fokus pada peningkatan likuiditas,” ungkapnya.
Baca Juga
Seperti yang diketahui, pada pekan ini IHSG kembali ke bawah 6.900an. Selama sepekan ini, IHSG turun sebesar 1,04% menjadi berada pada level 6.897,950 dari 6.970,730 pada penutupan pekan yang lalu.
Kapitalisasi pasar bursa selama sepekan juga lesu, yaitu sebesar 2,85% menjadi Rp11.488 triliun dari Rp11.825 triliun pada sepekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan berubah sebesar 17,94% menjadi 927 ribu kali transaksi dari 1,13 juta kali transaksi pada sepekan lalu.
Sedangkan rata-rata volume transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan sebesar 23,82% menjadi 15,79 miliar lembar saham dari 20,73 miliar lembar saham pada sepekan lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian pekan ini amblas 42,69%, yaitu menjadi Rp10,39 triliun dari Rp18,12 triliun. Pergerakan investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp894,24 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp8,59 triliun.