Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selera China Pada Emas Mulai Melesu, Risiko Baru Selain Faktor The Fed

Negeri Tirai Bambu tampak telah kehilangan selera terhadap emas pada bulan lalu, mengakhiri pembelian besar-besaran yang berlangsung selama 18 bulan.
Ilustrasi emas batangan. Dok Bloomberg
Ilustrasi emas batangan. Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Negeri Tirai Bambu tampak telah kehilangan selera terhadap emas pada bulan lalu, mengakhiri pembelian besar-besaran yang berlangsung selama 18 bulan. 

Bank sentral China (PBOC) pada April 2024 diketahui hanya membeli emas sebesar 60.000 troy ounce, turun dari 160.000 ons pada Maret 2024 dan 390.000 ons pada Februari 2024.  Sementara itu, impor China pada April 2024 juga menurun 30% dibandingkan bulan sebelumnya. 

Data tersebut kemudian memberikan tanda-tanda bahwa permintaan dari Negeri Tirai Bambu telah mendingin karena dampak harga yang lebih tinggi. Pada perdagangan Jumat pagi (7/6/2024) komoditas ini telah diperdagangkan lebih rendah. 

“Pikiran awal saya adalah China, pendorong utama kenaikan harga emas pada tahun lalu, masih belum selesai membeli emas,” jelasnya, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (8/6).

Lanjutnya, jeda pembelian yang terjadi menunjukkan bahwa China menolak keras untuk membayar dengan harga yang mencapai rekor tertinggi. 

Sebelumnya, permintaan emas batangan dari PBOC muncul lantaran China berupaya untuk mendiversifikasi cadangan devisanya dan menjaga terhadap depresiasi mata uang.

Menurut Dewan Emas Dunia, pembelian pada kuartal I/2024 oleh lembaga-lembaga publik dunia juga mencapai rekor tertinggi, dengan China sebagai pembeli terbesar. 

Kemudian, risiko bagi naiknya harga emas adalah tingginya selera China terhadap emas barangan yang membuat logam mulia rentan terhadap potensi perubahan permintaan. 

Kepala pasar institusional global di ABC Refinery di Sydney, Nicholas Frappell, menuturkan bahwa reaksi harga awal pada emas terlihat agak teknis. 

“Akan mengejutkan jika pengumuman tersebut mewakili hal lain selain jeda dalam tren umum permintaan sektor resmi yang sedang berlangsung,” terangnya. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melemah 3,46% ke level US$2.293,78 pada perdagangan Jumat (7/6/2024), telah melemah sebesar 1,47% dalam sepekan.  

Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 juga melemah 2,76% ke level US$2.325 per troy ounce. Dalam sepekan kontrak ini telah melemah 0,89%.

Diketahui bahwa harga emas telah menurun di bawah US$2.300 per troy ounce, yakni penurunan terbesar dalam hampir 3 tahun terakhir karena adanya laporan ketenagakerjaan AS yang mengurangi harapan Federal Reserve (The Fed) dapat menurunkan biaya pinjaman. 

“Laporan ini menghilangkan harapan penurunan suku bunga lebih awal, dengan pertumbuhan upah yang kaku dan lapangan kerja yang kuat sehingga membutuhkan tingkat suku bunga yang tinggi untuk meredamnya,” tutur Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank AS Ole Hansen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper