Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membuat pernyataan jika menara telekomunikasi Base Transceiver Station (BTS) tidak diperlukan setelah masuknya Starlink. Saham-saham emiten menara TOWR, MTEL, dan TBIG dibuka tak berubah dengan pernyataan tersebut.
Berdasarkan pantauan Bisnis, saham emiten menara Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) tercatat dibuka stagnan pada level Rp715 per saham. Sesaat setelah pembukaan, saham emiten menara ini bergerak pada rentang Rp705-Rp720 per saham.
Sebanyak 3,88 juta saham ditransaksikan dengan nilai Rp2,75 miliar. Transaksi saham TOWR terjadi pada harga rata-rata Rp708,5 per saham.
Selanjutnya adalah saham menara portofolio Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG). Sama seperti TOWR, saham TBIG dibuka stagnan pada level Rp1.890 per saham.
Saham TBIG diperdagangkan pada rentang harga Rp1.890-Rp1.920 per saham. Sebanyak 48.500 saham TBIG ditransaksikan pagi ini, dengan nilai Rp92,03 juta. Transaksi terhadap saham TBIG terjadi pada harga rata-rata Rp1.897 per saham.
Sementara itu, saham menara Grup Telkom PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) juga dibuka stagnan pada level Rp630 per saham hari ini. Saham MTEL diperdagangkan pada rentang Rp615-Rp630 per saham pada pagi hari ini.
Baca Juga
Sebanyak 2,46 juta saham MTEL diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp1,53 miliar. Transaksi terhadap saham MTEL terjadi pada harga rata-rata Rp620 per saham.
Sebelumnya, Luhut menilai layanan internet milik Elon Musk tersebut dapat membuat masyarakat bisa memperoleh akses layanan internet, pendidikan, hingga kesehatan yang lebih baik.
"Sudah enggak perlu ada BTS-BTS, orang udah ada Starlink," kata Luhut dalam forum tersebut.
Lebih lanjut, Luhut melihat bahwa proyek pengembangan konstelasi satelit yang sedang dijalankan oleh perusahaan Amerika Serikat (AS) itu memiliki berbagai keunggulan.
--------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.