Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitratel Pertegas Kemitraan dengan Starlink, Bisa Saling Melengkapi

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mempertegas hubungan kemitraan dengan Starlink milik Elon Musk.
Pandu Gumilar,Rika Anggraeni
Pandu Gumilar & Rika Anggraeni - Bisnis.com
Senin, 3 Juni 2024 | 07:02
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel

Bisnis.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mempertegas hubungan kemitraan dengan Starlink milik Elon Musk. Kemitraan ini bersifat saling melengkapi, bukan untuk saling berebut pasar.

Manajemen menyatakan Mitratel telah menjalin kemitraan strategis dengan Starlink melalui Telkomsat untuk memanfaatkan satelit Starlink sebagai infrastruktur backhaul di daerah pedesaan & terpencil.

Sebagai informasi, backhaul merupakan infrastruktur telekomunikasi yang membuat akses komunikasi data seseorang menjadi lebih cepat. Artinya, tanpa kehadiran backhaul atau jaringan pengalur, masyarakat di suatu lokasi tidak akan mendapat akses internet.

Direktur Bisnis Mitratel Agus Winarno menyampaikan area bermain antara perseroan dengan Starlink akan sangat berbeda. Sekalipun keduanya sama-sama menargetkan pemanfaatan internet di luar Pulau Jawa.

Pasalnya, Agus menilai kerja sama yang dikembangkan bersama Starlink akan lebih memudahkan bagi para calon pengguna. Bila dibandingkan dengan skema pembelian data langsung kepada Starlink plus pembelian satelit, membuat dana yang dikeluarkan lebih kecil.

Apalagi, kekuatan Starlink adalah penggunaan di daerah rural atau 3T yang daya beli penduduknya relatif rendah. Maka itu, dia menegaskan peluang kerja sama backhaul akan saling menguntungkan.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko melihat kehadiran Starlink menjadi peluang tersendiri bagi perusahaan. “Kami adalah pihak yang paling diuntungkan dengan adanya Starlink. Starlink ini adalah layanan yang idealnya bisa digunakan untuk menjadi backhaul,” kata pria yang akrab disapa Teddy.

Teddy menjelaskan bahwa backhaul ini digunakan untuk mengaktifkan Base Transceiver Station (BTS) yang sulit mendapatkan konektivitas terestrial. Menurutnya, hal ini bisa menjadi solusi dengan memanfaatkan satelit berbasis LEO milik Starlink. “Jadi kami melihat ini [Starlink] sebagai suatu peluang,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama menggambarkan penggunaan satelit sebagai pengantar data tidak lebih cepat bila dibandingkan dengan serat optik. Pasalnya ada latensi dari perangkat untuk menerima transmisi dari satelit.

Mitratel Pertegas Kemitraan dengan Starlink, Bisa Saling Melengkapi

“Tujuan Starlink ini untuk remote area. Jadi, adanya latensi dalam transmisi data. Saat ini, fiber optik masih menjadi media tercepat mentransfer data dengan latensi yang renda. Akan tetapi di daerah 3T, kalau pakai fiber optik sulit,” jelasnya. Oleh sebab itu, kerja sama antara Mitratel melalui Telkomsat dengan Starlink adalah peluang yang menjanjikan.

Hendra menjelaskan kemitraan dengan Starlink memudahkan penetrasi ke daerah remote. Adapun penggunaan data Starlink biayanya akan dibagi ke masyarakat yang menggunakan handphone sehingga tidak perlu beli satelit sendiri.

“Kerja sama melalui Telkomsat bersifat eksklusif menggunakan bandwith Starlink dan media backhaul untuk BTS,” ungkapnya.

Hendra mengungkapkan pembagian revenue dari sistem ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari menara. Adapun Mitratel telah membangun 121 menara baru menjadi 38.135 menara pada kuartal I/2024.

“Jadi kelihatannya nggak ngefek adanya Starlink, justru kami sekarang terima order lebih banyak lagi untuk pembangunan tower baru dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Hendra.

Adapun, emiten bersandi saham MTEL itu menargetkan memiliki 4.000 tenants hingga akhir tahun, sehingga dari 4.000 tenants tersebut diharapkan sudah melewati dari pembangunan tower baru kolokasi. “Dari sebelumnya 38.000 tower akan mencapai sekitar 39.000 atau 40.000 tower, tergantung akuisisi,” ujarnya.

------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper