Bisnis.com, JAKARTA – Grup Sinarmas semakin agresif di sayap bisnis properti. Terbaru, Bumi Serpong Damai (BSD) mendapatkan status sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Status KEK BSD berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap saham emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), baik dari sisi kinerja keuangan maupun sahamnya.
Penetapan KEK BSD dikonfirmasi langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dia memastikan kawasan tersebut tidak berkaitan dengan properti, melainkan fokus pada sektor pendidikan, kesehatan, dan teknologi.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan status KEK berpotensi besar meningkatkan daya tarik BSD sebagai lokasi investasi premium, khususnya di sektor pendidikan, kesehatan, teknologi, dan sektor pendukung lainnya.
“KEK sering kali disertai dengan investasi besar dalam infrastruktur dan fasilitas umum, yang secara signifikan meningkatkan nilai properti di kawasan tersebut. Ini merupakan keuntungan strategis bagi BSDE,” ujar Hendra kepada Bisnis.
Selain itu, KEK menawarkan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal, seperti pengurangan pajak dan kemudahan perizinan. Sebuah daya tarik tersendiri bagi investor dan penghuni. Hal ini pun berpeluang meningkatkan pendapatan dan margin keuntungan bagi BSDE.
Baca Juga
Kendati saham properti secara keseluruhan masih melemah, Hendra mengatakan bahwa penetapan KEK BSD dapat menjadi katalisator yang mampu mengubah sentimen pasar.
“Dengan potensi peningkatan pendapatan dan margin keuntungan, harga saham BSDE memiliki peluang untuk mengalami kenaikan yang signifikan,” pungkasnya.
Secara fundamental, BSDE menunjukkan performa kuat dan menarik untuk diperhatikan. Dari sisi net profit margin pada kuartal terakhir, BSDE mencatat angka impresif sebesar 38,07%. Jauh melampaui rata-rata industri dan sektornya yang hanya 18,99%.
Menurut Hendra, capaian tersebut menunjukkan efisiensi operasional dan profitabilitas yang unggul dibandingkan dengan kompetitornya, seperti CTRA yang menorehkan net profit margin 20,87% dan SMRA mencapai 20,69%.
“Selain itu, rasio hutang BSDE berada pada tingkat yang cukup sehat dengan 32%. Meskipun sedikit di atas rata-rata industri dan sektornya yang berada di 29%, angka ini tetap dalam batas wajar dan jauh dari ambang batas kritis 100%,” tutur Hendra.
Dari sisi valuasi, dia menilai price-to-earnings (P/E) ratio BSDE berada di angka 3,48 kali, yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan rata-rata industri dan sektornya sebesar 11,06 kali.
“Ini menandakan bahwa valuasi BSDE saat ini cukup rendah, menjadikannya undervalued. Kondisi ini menawarkan peluang investasi yang menarik, mengindikasikan bahwa saham BSDE masih memiliki potensial upside yang besar,” ujarnya.
Hendra menyematkan rekomendasi speculative buy untuk BSDE pada rentang harga 930 – 940. Adapun target harga saham terdekat di level 1.020 lalu 1.125 dengan stop loss 895.
Pada perdagangan Jumat (31/5/2024), saham BSDE turun 0,53% atau 5 poin menjadi Rp945. Kapitalisasi pasarnya Rp20,01 triliun dengan valuasi PER 3,48 kali dan PBV 0,53 kali. Sepanjang 2024 saham BSDE turun 12,50%.
Dihubungi terpisah, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Vicky Rosalinda juga memandang penetapan KEK dapat berdampak positif bagi BSDE. Status itu akan mendukung daya tarik properti di kawasan BSD sehingga memberikan keuntungan dalam jangka panjang.
“Dari sisi valuasi BSDE sudah tergolong undervalued, sehingga kami merekomendasikan buy on weakness dengan target harga 995,” tutur Rosalinda.
Secara teknikal, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengatakan pergerakan BSDE dalam fase downtrend dan terkoreksi kembali setelah gagal menembus resistance 975. Direkomendasikan wait and see dengan potensi penurunan hingga 870.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.