Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Hari ARB, Saham BREN Jadi Beban IHSG

BREN kembali turun menyentuh ARB dan menjadi top laggards yang membebani IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (30/5/2024).
BREN kembali turun menyentuh ARB dan menjadi top laggards yang membebani IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (30/5/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
BREN kembali turun menyentuh ARB dan menjadi top laggards yang membebani IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (30/5/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) kembali menyentuh batas bawah atau Auto Rejection Bawah (ARB). Jatuhnya saham BREN menjadi penyebab IHSG anjlok lebih dari 1% selama dua hari berturut-turut.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, BREN menjadi top laggard pada perdagangan hari ini dan kemarin (29-30 Mei 2024).

Pada perdagangan hari ini Kamis (30/5/2024) BREN menduduki top laggards dengan membebani IHSG hingga 38,97 poin. BREN ambrol ARB menyentuh level 9,88%.

Sementara pada perdagangan kemarin, BREN juga jatuh 10% dan membebani IHSG hingga 43,84 poin.

IHSG sendiri saat ini berada di level 7.034. Selama dua hari perdagangan, IHSG bahkan amblas hingga 3,02% dari posisi Selasa (28/5/2024) di level 7.253.

Pelemahan IHSG ini sejalan dengan dimulainya perdagangan BREN dengan mekanisme full call auction di papan pemantauan khusus setelah disuspensi dua hari.

Seperti yang diketahui, Bursa Efek Indonesia telah memasukkan BREN ke dalam papan pemantauan khusus dengan mekanisme perdagangan full call auction.

Ini terjadi setelah Bursa menilai adanya kenaikan signifikan dalam harga saham BREN. Sebagai respons, Bursa memutuskan untuk menangguhkan perdagangan saham BREN selama dua hari pada Senin dan Selasa.

Setelah itu, saham BREN kembali diperdagangkan pada Rabu dan dimasukkan ke dalam papan pemantauan khusus dengan kriteria nomor 10, yang menandakan suspensi perdagangan lebih dari satu hari.

Saat ini, perdagangan saham BREN dilakukan dengan mekanisme full call auction, di mana kuotasi bid-offer hanya dipasangkan pada jam-jam tertentu sesuai dengan sesi perdagangan, dan harga saham ditetapkan berdasarkan volume perdagangan terbesar.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper