Bisnis.com, JAKARTA — Emiten menara milik Sandiaga Uno, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyepakati pembagian dividen final sebesar Rp683 miliar dari laba bersih tahun buku 2023 kepada para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Kamis (30/5/2024) di Jakarta.
Perusahaan portofolio Grup Saratoga tersebut mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp1,56 triliun pada 2022. Capaian itu turun 4,71% dibandingkan dengan Rp1,63 triliun pada 2022.
“RUPST telah menyetujui pembagian dividen tunai final tahun buku 2023 sebesar Rp683 miliar dari laba bersih 2023,” kata Direktur Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (30 Mei 2024).
Helmy merinci, secara total TBIG membagikan 80% dari laba bersih sebagai dividen atau sebesar Rp1,24 triliun. Sebelumnya, TBIG tercatat telah membagikan dividen interim sebesar Rp565,9 miliar pada Desember 2023.
"Kami sudah pernah membagikan dividen interim. Jadi sisanya Rp683 miliar akan kami bayarkan nanti ke pemegang saham yang namanya tercatat di daftar pemegang saham pada 11 Juni 2024," ujar Helmy.
Helmy menuturkan dividen sebesar Rp683 miliar ini setara dengan Rp30,2 per saham dan akan dibayarkan ke investor pada 3 Juli 2024.
Baca Juga
Laba bersih TBIG pada 2023 turun 4,71% secara year-on-year (YoY) pada 2023 menjadi Rp1,56 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,63 triliun.
Sebagai informasi, pada saat bersamaan, pendapatan TBIG justru naik 1,78% menjadi Rp6,64 triliun pada 2023, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,52 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan TBIG ditopang dari menara sebesar Rp6,23 triliun, diikuti serat optik sebesar Rp361,53 miliar, repeater Rp38,12 miliar, dan gedung sebesar Rp3,69 miliar.
Adapun per 31 Maret 2024, TBIG memiliki 41.810 penyewaan dan 22.955 sites telekomunikasi. Sites telekomunikasi milik TBIG terdiri dari 22.838 menara telekomunikasi dan 117 jaringan DAS.
Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 41.693, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) TBIG menjadi 1,83 kali.