Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tower Bersama (TBIG) Cetak Laba Bersih Rp349 Miliar Kuartal I/2024

Emiten menara Tower Bersama Infrastructure (TBIG) membukukan laba bersih Rp349 miliar di kuartal I/2024.
Foto udara salah satu tower milik Tower Bersama Group (TBIG) yang berada di wilayah Balikpapan Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (24/11/2023). Bisnis/Adam Rumansyah.
Foto udara salah satu tower milik Tower Bersama Group (TBIG) yang berada di wilayah Balikpapan Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (24/11/2023). Bisnis/Adam Rumansyah.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten menara portofolio Saratoga PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyampaikan laporan keuangan untuk kuartal I/2024. TBIG mencatatkan peningkatan laba bersih menjadi Rp349 miliar di kuartal I/2024.

Berdasarkan laporan keuangannya, TBIG membukukan pendapatan sebesar Rp1,7 triliun. Pendapatan ini naik 5,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,61 triliun.

Manajemen TBIG juga menuturkan TBIG berhasil mencatat EBITDA sebesar Rp1,46 triliun untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2024.

TBIG juga mencatatkan peningkatan beban pokok pendapatan menjadi Rp464,5 miliar di kuartal I/2024, naik 7,83% dibandingkan kuartal I/2023 sebesar Rp430,8 miliar.

Meski beban pokok naik, laba bruto TBIG juga ikut naik menjadi Rp1,2 triliun, tumbuh 4,47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,18 triliun.

Alhasil, TBIG meraih laba bersih sebesar Rp349,8 miliar di kuartal I/2024. Capaian ini meningkat 5,37% dari kuartal I/2023 yang sebesar Rp332 miliar.

Hingga 31 Maret 2024, TBIG memiliki 41.810 penyewaan dan 22.955 sites telekomunikasi. Sites telekomunikasi milik TBIG terdiri dari 22.838 menara telekomunikasi dan 117 jaringan DAS.

Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 41.693, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) TBIG menjadi 1,83x.

“Dengan senang hati kami melaporkan kuartal yang kuat lagi untuk pertumbuhan organik, dengan penambahan 837 penyewaan kotor yang terdiri dari 509 sites telekomunikasi dan 328 kolokasi. Kemampuan terbukti kami dalam membangun infrastruktur di seluruh kepulauan Indonesia yang beragam memastikan bahwa kami tetap menjadi mitra utama bagi operator telekomunikasi Indonesia,” kata CEO TBIG Hardi Wijaya Liong, dalam keterangan resminya, Kamis (2/5/2024).

Per 31 Maret 2024, total pinjaman (debt) TBIG, jika bagian pinjaman dalam mata uang US dolar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp27,73 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp627 miliar.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp696 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp27,03 triliun. Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2024 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x.

“Kami terus aktif berpartisipasi di pasar pinjaman rupiah lokal dan pasar obligasi rupiah, dengan sebagian besar utang kami dalam denominasi rupiah Indonesia. Pada bulan Februari, kami menerbitkan Obligasi VI Tahap III senilai Rp2,7 triliun dengan tenor 1 tahun dan tingkat bunga tetap 6,75% selama 370 hari,” ujar CFO TBIG Helmy Yusman Santoso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper