Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah, Mayoritas Mata Uang Asia Justru Menguat

Rupiah ditutup melemah pada Senin (27/5/2024) dan menyentuh level Rp16.071,5. Pada saat yang sama, mayoritas mata uang Asia justru menguat.
Rupiah ditutup melemah pada Senin (27/5/2024) dan menyentuh level Rp16.071,5. Pada saat yang sama, mayoritas mata uang Asia justru menguat. Dok Freepik
Rupiah ditutup melemah pada Senin (27/5/2024) dan menyentuh level Rp16.071,5. Pada saat yang sama, mayoritas mata uang Asia justru menguat. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Senin (27/5/2024) dan menyentuh level Rp16.071,5. Pada saat yang sama, mayoritas mata uang Asia justru mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 76,50 poin atau 0,48% menuju level Rp16.071,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS turun 0,02% ke posisi 104,7.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas menguat. Yen Jepang, misalnya, mencatatkan penguatan 0,05%, diikuti won Korea sebesar 0,41%. Adapun peso Filipina, ringgit Malaysia, dan baht Thailand masing-masing menguat 0,12%, 0,21%, serta 0,29%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa pasar menunggu isyarat lebih lanjut mengenai suku bunga AS dari data inflasi utama yang rilis pekan ini. Selain itu, hari libur pasar di Inggris dan AS turut membatasi volume perdagangan.

“Fokus minggu ini tertuju pada data indeks harga PCE alat pengukur inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada hari Jumat,” ujar Ibrahim dalam publikasi riset, Senin (27/5/2024).

Menurutnya, ukuran inflasi pilih The Fed diperkirakan stabil dari bulan ke bulan. Greenback mengalami penguatan dalam beberapa sesi terakhir karena para pedagang terus mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed tahun ini.

“Para pedagang kini mempertimbangkan peluang yang lebih besar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap stabil bahkan di bulan September, menurut alat CME Fedwatch,” kata Ibrahim.

Dia juga menuturkan prospek suku bunga yang tinggi untuk jangka waktu lebih lama merupakan pertanda baik bagi dolar dan buruk bagi mata uang Asia yang kaya akan risiko.

Pasar juga menunggu lebih banyak isyarat dari China. Hal ini berkaitan dengan bagaimana langkah Beijing mendanai dan melaksanakan sejumlah stimulus yang baru-baru ini diumumkan.

Dari dalam negeri, Ibrahim menuturkan Bank Indonesia (BI) optimistis penerbitan Peraturan Pemerintah No. 22/2024 bisa mendorong setoran dari Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam atau DHE SDA.

“Di mana aturan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah dan BI, yang akan mendorong penempatan DHE SDA, meningkatkan, dan mendukung stabilitas ekonomi, serta stabilitas nilai tukar rupiah,” pungkasnya.

Berdasarkan Pasal 4 Ayat (2), aturan itu mengatur insentif yang diberikan pemerintah untuk eksportir yang menempatkan DHE SDA di dalam negeri baik dalam bentuk valas maupun rupiah, yaitu PPh Final TD Valas DHE dan PPh Final TD Valas DHE Konversi Rupiah.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan Selasa (28/5/2024), tetapi ditutup melemah pada rentang Rp16.060 hingga Rp16.120.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper