Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan ST012 Laris Manis usai BI Tahan Suku Bunga, Awas Kehabisan!

Penjualan sukuk tabungan ST012 tercatat mencapai Rp15,3 triliun hingga Jumat (24/5/2024), usai BI menahan suku bunga acuan di level 6,25%.
Sukuk Tabungan seri ST012 telah laris terjual sekitar Rp15,30 triliun per Jumat (24/5/2024).Bisnis/Abdurachman
Sukuk Tabungan seri ST012 telah laris terjual sekitar Rp15,30 triliun per Jumat (24/5/2024).Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Sukuk Tabungan seri ST012 telah laris terjual sekitar Rp15,30 triliun per Jumat (24/5/2024), usai Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 21-22 Mei 2024.

Seiring tingginya minat investor ritel, DJPPR Kemenkeu pun menambah kuota penerbitan ST012 dari awalnya Rp10 triliun menjadi Rp16 triliun. Adapun, masa penawaran ST012 dimulai sejak 26 April hingga 29 Mei 2024. 

Seperti diketahui, pemerintah meluncurkan ST012 dalam dua seri, yakni ST012-T2 (tenor 2 tahun) dengan kupon 6,40%, dan Green Sukuk Ritel ST012-T4 (tenor 4 tahun) dengan kupon tertinggi 6,55% per tahun. 

Mengacu data salah satu mitra distribusi PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) per Jumat (24/5) pukul 15.00 WIB, ST012 terpantau laris diborong investor sebanyak Rp15,30 triliun dari kedua seri.

Secara terperinci, ST012-T2 telah terjual sekitar Rp11,17 triliun atau 97,2% dari kuota penawaran yang ditambah menjadi Rp11,5 triliun. Alhasil, kuota pembelian ST012 tinggal tersisa Rp333,62 miliar. 

Berikutnya, ST012-T4 telah terjual sekitar Rp4,12 triliun atau 91,7% dari kuota yang ditambah menjadi Rp4,5 triliun. Artinya, kuota pembelian ST012 tinggal tersisa Rp373,9 miliar.

Alhasil, dari data penjualan tersebut menunjukkan bahwa secara persentase, jumlah peminat ST012 tenor 2 tahun lebih banyak dibandingkan tenor 4 tahun.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, tingkat kupon ST012 masih cukup menarik bagi investor, terutama bagi yang membutuhkan aset-aset yang relatif terjaga dari volatilitas pasar keuangan. 

"Seri ST012 secara umum merupakan aset defensif bagi para investor, karena sifatnya yang non-tradeable, sehingga permintaan dari seri ini akan bergantung dari kondisi kupon serta pendapatan masyarakat," ujar Josua kepada Bisnis, dikutip Jumat (24/5/2024).

Terlebih, dengan ekspektasi BI akan melakukan pemangkasan suku bunga tahun ini, maka tingkat kupon SBN ritel seri ST012 menjadi pilihan menarik bagi investor ritel. Tingginya permintaan ST012 juga dipengaruhi oleh peningkatan awareness masyarakat terkait dengan SBN ritel.

"Dari kondisi tersebut, kami perkirakan penerbitan seri ini akan mampu mencapai Rp15 triliun hingga Rp20 triliun," pungkas Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper