Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham-Saham Pilihan Usai BEI Kocok Ulang Papan Pencatatan

Simak rekomendasi saham-saham pilihan analis setelah BEI mengatur ulang papan pencatatan.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham dijagokan analis usai Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatur ulang konstituen saham di papan utama dan papan pengembangan. Sejumlah syarat di papan utama pun diubah dan efektif berlaku pada 31 Mei 2024.

Diberitakan sebelumnya, BEI memutuskan untuk menaikkan 'takhta' 10 emiten, dari papan pengembangan ke papan utama dan sebaliknya menurunkan status 109 saham dari papan utama ke pengembangan.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, peraturan baru BEI tersebut sudah mengakomodir investor dengan nilai emiten yang lebih berkualitas. Misalnya, emiten di papan utama tidak boleh ada ekuitas negatif, sehingga pada akhirnya investor disuguhkan dengan emiten-emiten berkualitas. 

"Didukung juga oleh kriteria yang memiliki CAGR 20% dalam 3 tahun serta tidak merugi dalam 2 tahun terakhir, menurut kami ini akan meningkatkan kepercayaan investor juga di papan utama BEI," ujar Audi kepada Bisnis, Jumat (24/5/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, meski kriteria baru ini sudah cukup mengakomodir terpilihnya emiten berkualitas, namun jika dapat ditambahkan pada kriteria utang yang dimiliki emiten menurutnya juga akan membantu meminimalisir dari potensi adanya gagal bayar utang, seperti beberapa emiten yang saat ini sedang bermasalah. 

"Kami melihat jika DER [debt to equity ratio] dari emiten sudah mulai berada di  atas 5x/500% maka potensi emiten untuk gagal bayar dengan utang yang dimiliki sangat besar. Karena terkadang investor sering kali tidak meninjau lebih jauh terkait utang yang dimiliki emiten, terlebih pada utang yang berbunga," jelasnya.

Kendati demikian, menurutnya saham PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) yang naik takhta ke papan utama dapat dicermati investor karena memiliki kesehatan finansial yang terjaga. Selain itu, pertumbuhan laba yang stabil dalam 2 tahun terakhir menjadi nilai tambah dari kedua emiten tersebut.

"Selain itu, dari emiten yang turun ke papan pengembangan beberapa yang masih rutin membagikan dividen, sehingga masih dapat diperhatikan meski untuk momen tertentu saja seperti BNLI, HMSP dan ADMF," pungkas Audi.

Community & Retail Equity Analyst Lead Indo Premier Sekuritas Angga Septianus menambahkan, perubahan aturan papan utama tersebut terhadap transaksi saham semakin meningkatkan antusiasme karena sudah melalui pertimbangan matang oleh pihak Bursa dan dengan poin untuk memudahkan investor menyortir saham berdasarkan papan.

Lebih lanjut dia mengatakan, BEI perlu mempertimbangkan  ⁠aspek fundamental keuangan perusahaan lebih dalam, karena tidak serta-merta perusahaan yg keluar atau masuk antar-papan, terutama papan utama dapat dikatakan perusahaan bagus atau jelek secara fundamental.

"Investor tetap harus menganalisa kinerja masing-masing perusahaan seperti rasio liquidity, rasio solvability, profitability dan lain-lain," ujar Angga kepada Bisnis.

Senada dengan Audi, Angga merekomendasikan saham ⁠MIDI dan IMPC di papan utama sebagai pertimbangan sektor yang masih menarik dan kinerja yang terus tumbuh serta likuiditas sahamnya. Selain itu, di papan pengembangan, ⁠saham-saham yang size nya besar dan rajin bagi dividen seperti PT H.M Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) direkomendasikan.

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper