Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Nasib Rupiah Pekan Depan, Ada Katalis The Fed dan RDG BI

Nilai tukar rupiah pekan depan dipengaruhi katalis RDG BI dan pernyataan The Fed.
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah pekan depan periode 2022 Mei 2024 akan dipengaruhi sejumlah sentimen, seperti Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (RDG BI) hingga pernyataan Bank Sentral AS The Fed.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (17/5/2024), rupiah ditutup melemah 0,20% atau 31,5 poin ke level Rp15.955 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,16% di posisi 104,63.

Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra memprediksi bahwa BI akan menahan suku bunga acuan di level saat ini 6,25%, setelah mengerek suku bunga 25 basis poin (bps) secara tak terduga pada April 2024 untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

"Sikap baru Bank Indonesia juga akan diperhatikan pekan depan. Tapi kemungkinan BI akan mempertahankan kebijakan moneternya karena tekanan dari eksternal sudah berkurang," ujar Ariston kepada Bisnis.com, dikutip Minggu (19/5/2024).

Sementara itu dari sentimen global, pasar masih belum yakin bahwa pemangkasan suku bunga acuan AS akan segera terjadi sehingga dolar AS balik menguat lagi pada akhir pekan kemarin. Sejauh ini The Fed masih menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5%.

Data harga impor AS pada April yang dirilis di Kamis (16/5) malam menunjukan kenaikan 0,9%, lebih tinggi dari prediksi 0,2% dan kenaikan bulan sebelumnya 0,6%. Kenaikan harga barang impor ini dikhawatirkan menaikan lagi ekspektasi penundaan pemangkasan.

Pekan depan, sentimen suku bunga Bank Sentral AS ini masih menjadi penggerak pasar. Pernyataan dari petinggi Federal Reserve dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen, serta notulen rapat The Fed terakhir yang menyinggung masa depan pemangkasan suku bunga acuan AS akan menjadi sentimen penggerak nilai tukar. 

Demikian juga data ekonomi penting AS yang akan dirilis pekan depan seperti data perumahan dan PMI sektor manufaktur dan jasa juga bisa mempengaruhi sentimen suku bunga acuan AS.

Alhasil, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pekan depan menurutnya masih akan terpengaruh dengan data-data dan event terbaru terutama dari AS. 

"Inflasi AS yang terlihat menurun pekan lalu dan data-data AS yang negatif pekan depan tentunya bisa mendorong penguatan rupiah lagi terhadap dolar AS. Range pergerakan rupiah pekan depan berkisar Rp15.880-Rp16.050," pungkas Ariston.

Adapun, indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) atau inflasi AS dilaporkan naik 3,4% secara year-on-year (YoY) pada April 2024.  Menurut data pemerintah AS yang dirilis Rabu (15/5/2024), CPI yang tidak termasuk biaya makanan dan energi, meningkat 0,3% dari Maret 2024, menurun untuk pertama kalinya dalam enam bulan.  

Dalam laporannya, Biro Statistik Tenaga Kerja AS menyatakan, tempat tinggal dan bahan bakar menyumbang lebih dari 70% kenaikan tersebut. Meski demikian, para pejabat The Fed ingin melihat angka-angka tambahan untuk mendapatkan kepercayaan diri yang mereka perlukan untuk mulai memikirkan pemotongan suku bunga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper