Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansif, Begini Prospek Saham DRMA Milik TP Rachmat

Saham PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) prospektif seiring dengan ekspansi pasar komponen otomotif.
Pekerja menyelesaikan pembuatan komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Suselo Jati
Pekerja menyelesaikan pembuatan komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis menyematkan pandangan optimistis terhadap prospek emiten Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA), seiring dengan aksi perseroan yang semakin ekspansif memperluas pasar komponen otomotif.

Teranyar, DRMA memulai kegiatan ekspor perdana komponen otomotif untuk kendaraan listrik ke Montgomery, Alabama, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (14/5/2024).

Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso mengatakan kegiatan ini merupakan awal dari rangkaian ekspor komponen otomotif perseroan ke AS. Anak usaha DRMA, PT Dharma Kyungshin Indonesia memasok komponen jenis wiring harness ke Amerika Serikat untuk digunakan pada kendaraan merk Hyundai dan KIA. 

"Total nilai dari rangkaian ekspor perseroan tersebut direncanakan akan mencapai sekitar US$15,8 juta di tahun 2024, dan senilai US$26,8 juta  pada 2025," ujar Irianto di Pabrik Dharma Kyungshin Indonesia, Cirebon, Jawa Barat Selasa (14/5/2024). 

Adapun, pada ekspor perdana kali ini, ada dua kontainer yang dikirim ke AS dengan nilai total US$450.000 atau sekitar Rp7,23 miliar (kurs jisdor Rp16.085 per dolar AS).

Tak hanya itu, DRMA akan melakukan ekspansi pembangunan pabrik baru di kawasan Cirebon, Jawa Barat untuk menggenjot produksi komponen otomotif. Perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp200 miliar untuk pembangunan pabrik baru tersebut. 

"Kami sudah dalam persiapan, akan bangun pabrik baru. Total luasnya saat ini yang kami hitung sekitar 22.000 m2 tiga lantai di daerah Marikangen, Cirebon," kata Irianto.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, kinerja DRMA hingga akhir 2024 memiliki potensi untuk bertumbuh, terutama jika berkaca pada capaian kinerja positif pada 2023 dengan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan.

"Adanya katalis positif dengan melakukan ekspor komponen otomotif yang akan berdampak positif pada kinerja DRMA. Untuk pertumbuhan pendapatan diprediksi sekitar 10%-15%, sedangkan laba bersih akan tumbuh 15%-20%," ujar Vicky kepada Bisnis.com, dikutip Minggu (19/5/2024).

Selain itu menurutnya pemerintah juga memberikan kebijakan untuk kendaraan listrik yang dapat mendorong permintaan pada kendaraan listrik, sehingga akan berpengaruh pada emiten DRMA. 

Kendati demikian, menurutnya pasar ekspor komponen otomotif tidak serta merta dapat dikatakan menjanjikan, karena tetap harus melihat dari sentimen-sentimen yang ada pada saat ini seperti konflik geopolitik, ketidakpastian ekonomi global maupun domestik, inflasi, dan lain sebagainya.

"Untuk prospek sahamnya DRMA masih tergolong undervalued dengan current price to earning [PE] 6,1 kali atau dibawah rata-rata dua tahun terakhir di 8,9 kali. Sementara itu, price to book value [PBV] 2 kali, atau di bawah rata-rata dua tahun di 3,1 kali," jelas Vicky.

Menurutnya, dari sisi teknikal saham DRMA masih sedang mengalami downtrend, sehingga dia merekomendasikan investor untuk wait and see terlebih dahulu.

Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga merekomendasikan wait and see untuk saham DRMA seiring dengan berbagai sentimen tersebut.

"Secara teknikal kami mencermati DRMA dengan rekomendasi wait and see. Level support di Rp855, sedangkan resisten di Rp915," jelas Herditya kepada Bisnis.com.

Pada Jumat (17/5/2024), saham DRMA melemah 2,66% atau 25 poin ke level Rp915 per saham. Sementara itu secara year-to-date (ytd) saham DRMA ambles 35,56%.

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper