Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas usai The Fed Tahan Suku Bunga: Emas Variatif, Batu Bara dan CPO Menguat

Harga komoditas emas bervariatif pada perdagangan Kamis (2/5/2024), sedangkan batu bara dan CPO ditutup menguat.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas bergerak variatif usai pertemuan Federal Reserve (The Fed). Sementara itu, harga batu bara dan crude palm oil (CPO) ditutup menguat. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Mei 2024 di ICE Newcastle ditutup menguat 0,51% pada level US$147,75 per metrik ton pada perdagangan Kamis (2/5/2024). Kemudian, batu bara kontrak Juli 2024 juga menguat 0,10% ke US$147,75 per metrik ton.

Mengutip Energyworld, Kementerian Pertambangan India mengatakan produksi batu bara pada April 2024 mencapai 78,69 juta ton metrik ton, meningkat 7,41% dari tahun sebelumnya. 

Adapun, perusahaan batu bara milik negara, Coal India Limited menyumbang 61,78 metrik ton dari produksi tersebut, meningkat 7,31% dari produksi sebesar 57,57 metrik ton pada tahun lalu. 

Kemudian, produksi batu bara oleh captive atau lainnya juga mencapai 11,43 juta metrik ton pada April 2024, menunjukan peningkatan sebesar 12,99%. 

Pengiriman batu bara India pada bulan lalu juga mencapai 85,10 metrik ton, meningkat 6,07% dari 80,23 metrik ton pada April 2023. 

Harga Emas

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,02% ke level US$2.303,41 per troy ounce pada pukul 06.48 WIB.

Sementara, harga emas Comex kontrak Juni 2024 menguat 0,13% ke level US$2.312,70 per troy ounce pada pukul 6.37 WIB.

Harga emas batangan dilaporkan menurun menjadi sekitar US$2.300 per ounce setelah berakhir 1,5% lebih tinggi di sesi sebelumnya, kenaikan sehari terbesar sejak pertengahan April 2024. 

Kemudian, data pada Kamis juga menunjukan biaya tenaga kerja AS melonjak paling tinggi dalam satu tahun, karena peningkatan produktivitas melambat dan menambah risiko inflasi akan tetap tinggi.

Harga emas telah meningkat 11% pada 2024, mencapai rekor perdagangan harian (intraday) pada 19 April 2024, bahkan ketika jadwal pemangkasan suku bunga The Fed telah diundur. 

Reli selama dua bulan terakhir juga dikaitkan dengan kuatnya pembelian dari bank sentral, permintaan dari pasar Asia terutama China, dan konflik di Ukraina dan Timur Tengah. 

Harga CPO

Harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada perdagangan Kamis (3/5) kontrak Juli 2024 menguat 26 poin ke 3.844 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia. Kontrak Juni 2024 juga ditutup menguat 27 poin menjadi 3.874 ringgit per ton.

Mengutip Bernama, kontrak berjangka CPO di Bursa Malaysia telah berakhir lebih tinggi pada Kamis (2/5). Menurut seorang dealer, hal ini karena adanya permintaan yang kuat dari India yang meningkat 41% menjadi sekitar 682.000 ton pada April 2024, level tertinggi dalam tiga bulan. 

Pedagang minyak sawit David Ng juga mengatakan bahwa India adalah importir minyak nabati terbesar di dunia. Pembelian lebih tinggi pada April 2024 mungkin juga disebabkan permintaan yang lebih kuat secara musiman dan harga minyak sawit yang lebih rendah. 

“Kami melihat dukungan pada RM 3.750 per ton dan resistensi pada RM 3.900 per ton,” tuturnya. 

Kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani mengatakan bahwa harga CPO terlihat pulih di awal sesi perdagangan setelah libur Hari Buruh pada Rabu (1/5) karena aktivitas membeli dengan harga yang murah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper