Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (2/5/2024). Analis memperkirakan data inflasi akan memberikan sentimen positif ke gerak IHSG.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan IHSG berpotensi menguat setelah berhasil menembus resisten levelnya pada beberapa waktu yang lalu. Dia memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 7.123-7.272 hari ini.
"hari ini juga akan terdapat rilis data perekonomian tingkat inflasi yang disinyalir masih akan berada dalam kondisi stabil," tulis William dalam risetnya, Kamis (2/5/2024).
Dia melanjutkan, inflasi yang stabil diharapkan akan memberikan sentimen terhadap pola gerak IHSG hingga beberapa waktu mendatang.
Akan tetapi, lanjutnya, di sisi lain masih terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah serta harga komoditas tetap perlu diwaspadai oleh para investor. Dia pun memperkirakan IHSG berpeluang menguat terbatas.
Beberapa saham yang menjadi top picks Yugen Bertumbuh Sekuritas adalah ASII, BBCA, BBRI, ITMG, SMGR, AKRA, BSDE, dan TBIG.
Baca Juga
Meski begitu, laju IHSG pada Mei ini berisiko terhambat oleh sejumlah sentimen, salah satunya adalah fenomena sell in May. Fenomena Sell in May and Go Away mengacu pada strategi investor mengurangi porsi saham pada bulan Mei. Misalnya, para investor asing meninggalkan pasar saham untuk pergi berlibur selama musim panas, lalu masuk kembali ke pasar saham pada November.
Sebagai informasi, IHSG melemah 0,53% ke posisi 7.234,19 secara year-to-date (ytd) per Selasa (30/4/2024). IHSG tertekan di antara bursa Asia Tenggara lainnya yang menguat sepanjang tahun ini.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, jika berkaca pada data historis sejak Mei 2013 atau selama 10 tahun terakhir, fenomena pelemahan IHSG akibat fenomena sell in May tidak selalu terjadi.
"Belum terbukti sell in May and go away akan terjadi berdasarkan data historis, hanya 60% sejak 10 tahun terakhir IHSG mengalami kinerja yang negatif dan itu lebih dipengaruhi dari kondisi pasar dan ekonomi pada saat itu, bukan karena fenomena tersebut," jelas Arjun kepada Bisnis.
Kendati demikian, menurutnya sebelum akhir kuartal II/2024, IHSG masih ada potensi rebound menjelang musim pembayaran dividen mulai dari pekan ketiga Mei hingga akhir kuartal.
Proyeksi tersebut seiring dengan rilis laporan keuangan mayoritas emiten big cap yang diekspektasikan akan mencetak laba yang memadai dan tumbuh positif karena kondisi bisnis domestik yang masih kuat dan kondusif.
"IHSG dari level terkini menurut saya bisa rebound sebelum akhir kuartal II/2024. Target forecast untuk level penutupan IHSG per akhir Juni 2024 antara kisaran 7.260 hingga 7.300," jelasnya.
Alhasil, Arjun merekomendasikan sejumlah saham pilihan di berbagai sektor. Misalnya, di sektor telekomunikasi ada saham TLKM, ISAT, dan EXCL. Kemudian, di sektor energi ada INCO, PGAS, MEDC, dan ADRO.
"Sementara itu untuk sektor perbankan, kami merekomendasikan BBRI, BMRI, BBCA, BBNI dan BRIS," pungkas Arjun.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas menuturkan sentimen terhadap IHSG akan datang dari The Fed yang akan melakukan pertemuan FOMC. FOMC ini dilakukan The Fed pada tanggal 1-2 Mei 2024.
"Sehingga sentimen pasar dan arah IHSG pada perdagangan Kamis akan dipengaruhi oleh hasil serta proyeksi yang diumumkan dalam pertemuan FOMC tersebut," kata Phintraco Sekuritas.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.