Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.234,19 pada perdagangan hari ini, Selasa (30/4/2024). Saham BBRI, TLKM dan AMMN terpantau pesta cuan pada sore ini.
Berdasarkan data RTI Business pukul 16.00 WIB, IHSG parkir di posisi 7.234,19 dengan penguatan 1,10% atau 78,41 poin dari penutupan perdagangan sebelumnya. Indeks komposit bergerak di rentang 7.179 hingga 7.266 pada perdagangan hari ini.
Pada perdagangan hari ini, ada sebanyak 351 saham yang menguat, 226 saham yang melemah, dan 202 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tembus Rp12.111 triliun.
Dari jajaran saham big cap, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 3,56% atau 170 poin ke level Rp4.940. Diikuti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang naik 2,92% ke level Rp3.170 per saham.
Selanjutnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 2,65% ke posisi Rp9.700. Disusul PT Astra International Tbk. (ASII) yang menguat 2,49% ke Rp5.150.
Sementara itu, emiten batu bara Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) melemah 0,26% ke Rp18.950. Disusul Bank Mandiri (BMRI) yang turun 0,36% ke Rp6.900 per saham.
Baca Juga
Dari jajaran saham terlaris dihuni oleh emiten perbankan jumbo seperti BBRI dengan nilai transaksi Rp2,8 triliun. Diikuti BMRI dan BBCA masing-masing senilai Rp1,3 triliun dan Rp1,1 triliun.
Adapun dari jajaran saham top gainers dipimpin oleh PT Hillcon Tbk. (HILL) yang naik 14,85% ke level Rp2.320 per saham. Sementara itu, jajaran saham top losers dihuni oleh PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) yang ambles 20,59% ke level Rp162 per saham.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG rebound signifikan ditopang oleh saham Big Caps Indeks LQ45 dan IDX30 masing-masing menguat 1,84% dan 1,87%.
Dari mancanegara, Wall Street ditutup menguat terbatas sejalan dengan penguatan saham Tesla dan Apple. Pelaku pasar merespons positif, laporan keuangan Apple yang akan rilis pekan ini.
"Sementara, pelaku pasar juga menanti nada kebijakan moneter The Fed dalam FOMC dan data tenaga kerja sebagai indikator inflasi yang juga rilis pekan ini," ujar Ratih dalam riset.
------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.