Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Grup Adaro PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) menyampaikan laporan keuangan kuartal I/2024. Adaro Minerals mencatatkan laba bersih US$116 juta atau setara Rp1,88 triliun (kurs Jisdor Rp16.276 per dolar AS) pada kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan ADMR di kuartal I/2024 mencapai US$274,5 juta atau setara Rp4,46 triliun. Pendapatan ini meningkat 15,23% dari US$238,2 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
ADMR menjelaskan meningkatnya pendapatan ini diakibatkan oleh kenaikan 24% pada volume penjualan, yang mengimbangi penurunan harga jual rata-rata sebesar 7% dibandingkan kuartal I/2023. Produk batu bara metalurgi ADMR yang berkualitas tinggi dijual ke basis pelanggan yang beragam di Jepang, Indonesia, Korea Selatan, China, dan India.
Volume produksi pada kuartal I/2024 naik 27% menjadi 1,56 juta ton, sedangkan volume pengupasan lapisan penutup naik 62% menjadi 5,34 juta bcm, sehingga nisbah kupas mencapai 3,43 kali untuk kuartal I/2024.
Di sisi lain, volume penjualan ADMR naik 24% menjadi 1,05 juta ton, dari sebelumnya 850.000 ton secara tahunan. Jepang menjadi tujuan penjualan terbesar dan meliputi 35% penjualan ADMR pada kuartal ini.
Beban pokok pendapatan kuartal I/2024 naik 13% menjadi US$117,47 juta, terutama karena kenaikan volume pengupasan lapisan penutup maupun produksi. Royalti kepada pemerintah turun 14% menjadi US$40,98 juta karena penurunan harga.
Baca Juga
Dengan pendapatan tersebut, ADMR tercatat mampu membukukan laba bersih sebesar US$116 juta atau Rp1,88 triliun. Laba bersih ini juga naik 37% secara tahunan dari US$84,7 juta.
Presiden Direktur dan Chief Executive Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat mengatakan pencapaian ADMR pada kuartal I/2024 menjadi awal yang baik untuk tahun ini.
"Walaupun harga jual mulai kembali normal menjelang akhir kuartal ini, kami senang dengan penerimaan pasar yang semakin kuat terhadap produk-produk kami, tidak hanya dari para pelanggan seaborne, melainkan juga dari para pembeli domestik," kata Christian dalam keterangan resminya, Rabu (1/5/2024).
Selain itu, lanjutnya, investasi pada infrastruktur pertambangan untuk mendukung pertumbuhan produksi ADMR juga berjalan sesuai rencana. Begitu pula investasi ADMR pada peleburan aluminium.
Adapun total aset ADMR naik 33% menjadi US$1,782 miliar pada akhir kuartal I/2024, terdiri dari US$892,41 juta aset lancar dan US$889,95 juta aset non-lancar.
Saldo kas pada akhir kuartal I/2024 naik 32% menjadi US$620,31 juta berkat arus kas yang tinggi. Kas meliputi 35% dari total aset ADMR.
Pada akhir kuartal I/2024, total liabilitas turun 5% menjadi US$629,53 juta. Liabilitas lancar naik 4% menjadi US$201,30 juta karena kenaikan utang usaha. Liabilitas non lancar turun 9% menjadi US$428,23 juta per akhir kuartal I/2024 karena pinjaman dari pemegang saham turun 32% menjadi US$296,88 juta.
Adapun pada akhir kuartal I/2024, ekuitas ADMR naik 70% menjadi US$1,15 miliar karena laba ditahan naik menjadi US$969,94 juta berkat kenaikan laba.