Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Astra (ASII) Tertekan Pelemahan Ekonomi dan Harga Batu Bara

PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal I/2024 seiring dengan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara.
PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal I/2024 seiring dengan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara. /Istimewa
PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal I/2024 seiring dengan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal I/2024 seiring dengan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara.

Pendapatan ASII turun 2,13% menjadi Rp81,2 triliun dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp82,98 triliun.

Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan jumbo ASII ditopang dari segmen otomotif sebesar Rp34,19 triliun, diikuti segmen alat berat dan tambang sebesar Rp32,41 triliun. Kemudian, jasa keuangan berkontribusi sebesar Rp7,77 triliun dan agribisnis sebesar Rp4,80 triliun.

Selanjutnya, segmen infrastruktur dan logistik berkontribusi Rp2,06 triliun, segmen teknologi informasi Rp611 miliar, dan properti Rp222 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp865 miliar.

Laba bersih ASII juga turun 14,39% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp7,46 triliun, dibandingkan periode tiga bulan 2023 sebesar Rp8,71 triliun.

Adapun, laba bersih ASII, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, sebesar Rp8,1 triliun, 5% lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I/2023. Turunnya kinerja ASII merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan serta otomotif Grup.

Penyebab Kinerja Astra Turun

Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengatakan, kinerja Grup Astra pada kuartal I/2024 menurun, terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya.

"Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Grup tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujar Djony dalam keterangannya, dikutip Senin (29/4/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, didukung oleh neraca keuangan yang kuat, Grup Astra dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan berbagai peluang pertumbuhan jangka panjang.

Adapun, kas dan setara kas pada akhir periode ASII tercatat sebesar Rp47,69 triliun pada tiga bulan pertama 2024, atau turun dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp72,13 triliun.

Berdasarkan neraca, total aset ASII naik menjadi Rp460,02 triliun per 31 Maret 2024, dibandingkan akhir Desember 2023 sebesar Rp445,67 triliun.

Liabilitas perseroan naik menjadi Rp198,44 triliun, dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp195,26 triliun. Sementara itu ekuitas sebesar Rp261,58 triliun atau naik dibanding Desember 2023 sebesar Rp250,41 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper