Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Astra (ASII) Ambles saat Penjualan Mobil Turun, Prospek Masih Menarik?

Saham Astra International (ASII) ambles meninggalkan level Rp5.000 pada hari ini, Jumat (19/4/2024), imbas penjualan mobil yang turun. Prospek masih menarik?
Menara Astra./Istimewa
Menara Astra./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Saham Emiten konglomerasi PT Astra International Tbk. (ASII) terpantau ambles meninggalkan level Rp5.000 pada hari ini, Jumat (19/4/2024). Sejumlah faktor turut memengaruhi gerak saham ASII, salah satunya yaitu turunnya penjualan mobil.

Mengacu data RTI Business pukul 15.00 WIB, saham ASII ambles 2,94% atau 150 poin ke level Rp4.950 per saham. Secara year-to-date (ytd), saham ASII juga melemah 12,21%.

Sepanjang hari ini, saham ASII bergerak di rentang Rp4.870 hingga Rp5.075. Sebanyak 156,58 juta saham ASII diperdagangkan dengan frekuensi 40.946 kali. Alhasil, nilai transaksi tembus Rp772,78 miliar.

Adapun, turunnya harga saham ASII juga sejalan dengan penjualan mobil Astra yang mengalami penurunan pada Maret 2024, dan sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Axell Ebenhaezer mengatakan, penjualan mobil ASII turun 20,22% pada kuartal I/2024 menjadi sebanyak 119.662 unit, dibandingkan periode sama 2023 sebanyak 150.006 unit. Hal itu sejalan dengan penjualan mobil domestik total yang juga menurun 24% YoY ke angka 215.000 unit.

"Penurunan ini disebabkan oleh sejumlah faktor termasuk menurunnya daya beli masyrakat, suku bunga tinggi, kepercayaan konsumen yang rendah, meningkatnya kompetisi dari penjualan mobil bekas, serta Pilpres," jelas Axell dalam riset yang diterima Bisnis, dikutip Jumat (19/4/2024).

Adapun, secara bulanan atau month-over-month (MoM), dia mengatakan penjualan mobil di seluruh Indonesia lebih tinggi pada Maret 2024 di kisaran 74.000 unit, dibanding Januari 69.000 unit dan Febuari 70.000 unit. Dia juga menyoroti ASII yang masih menguasai pangsa pasar otomotif nasional.

"Secara pangsa pasar, ASII tetap kokoh menjadi market leader. Pangsa pasar ASII pada Q1 2024 di angka 55,6%, hampir sama dengan pangsa pasar ASII secara keseluruhan tahun 2023 sebesar 55,6%," katanya.

Namun, dia menyematkan outlook netral untuk saham ASII. Menurutnya, faktor-faktor makro tersebut berpotensi menekan pertumbuhan sektor otomotif pada 2024. Tak hanya itu, terdapat juga faktor ketidakpastian kebijakan pemerintah seputar mobil listrik dan hybrid yang dapat berubah, sehingga menahan perkembangan penjual mobil-mobil tersebut.

Lebih lanjut dia mengatakan, terus menurunnya performa earning per share (EPS) PT United Tractors Tbk. (UNTR) anak usaha ASII, imbas normalisasi harga batu bara dapat menekan harga saham ASII. Investor disarankan mencermati katalis berikutnya yaitu hasil kinerja kuartal I/2024 yang estimasinya akan rilis pada 29 April 2024.

"Pada sisi lain, harga saham ASII yang relatif sudah undervalued dengan price earning (P/E) berada 22% di bawah rata-rata dua tahun, dan juga dividend yield tinggi dapat menopang kinerja saham dan mencegah penurunan berkelanjutan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, angka penjualan mobil ASII pada Maret 2024 mengalami penurunan 23,24% secara year-on-year (yoy) menjadi 40.438 unit, dibandingkan penjualan pada Maret 2023 sebesar 52.687 unit.

Turunnya penjualan mobil ASII juga sejalan dengan kondisi geopolitik global yang tidak stabil akibat konflik antara Iran dan Israel yang kian memanas, sehingga berdampak terhadap amblesnya nilai tukar rupiah dan IHSG.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper