Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka menguat ke level Rp16.165 per dolar AS. Penguatan rupiah terjadi di tengah penantian rilis data PDB AS.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (24/3/2024) pukul 09.00 WIB, nilai tukar rupiah menguat 0,34% atau 54,5 poin ke Rp16.165 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi ketika indeks dolar melemah 0,04% ke 105,63.
Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia terpantau bergerak menguat terhadap greenback. Yen Jepang menguat 0,02%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Singapura naik 0,15%, dan dolar Taiwan naik 0,24%.
Lalu won Korea Selatan menguat 0,64%, peso Filipina naik 0,26%, rupee India naik 0,03%, yuan China menguat 0,01%, ringgit Malaysia naik 0,07%, dan baht Thailand menguat 0,19%.
Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan ditutup menguat di rentang Rp16.180-Rp16.260 per dolar AS hari ini.
Dia mengatakan dolar masih berada di dekat level tertinggi lima bulan yang dicapai pada awal bulan April, karena memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed membuat para trader semakin banyak berinvestasi pada greenback.
Baca Juga
Selain itu, para menteri luar negeri Uni Eropa pada hari Senin secara prinsip sepakat untuk memperluas sanksi terhadap Iran setelah serangan rudal dan pesawat tak berawak Teheran terhadap Israel, kata kepala kebijakan luar negeri blok tersebut Josep Borrell.
“Investor sedang menunggu rilis angka produk domestik bruto AS dan data pengeluaran konsumsi pribadi bulan Maret 2024 ukuran inflasi pilihan The Fed pada akhir pekan ini untuk menilai arah kebijakan moneter,” kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Selasa (23/4/2024).
Selain itu, Ibrahim juga mengatakan faktor internal datang dari Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh permohonan Pemohon untuk seluruhnya baik Paslon 01 maupun Paslon 03 dan ini menjadi babak akhir setelah MK melakukan persidangan secara marathon selama 14 hari kerja.
Menurut Ibrahim, hasil tersebut cukup positif untuk investasi dan dunia usaha, karena secara prinsip ada dua hal yang menjadi pertimbangan keputusan stakeholder ekonomi.
Pertama adalah kepastian, yang terkait dengan risiko. Pertimbangan kedua, adalah faktor imbal hasil, atau tingkat keuntungan.