Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup turun ke level Rp16.260 pada perdagangan hari ini, Jumat (19/4/2024), usai Israel dikabarkan menyerang wilayah Iran di kota Isfahan. Rupiah melemah bersama beberapa mata uang Asia lainnya.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah dengan turun 81 poin atau 0,50% ke Rp16.260 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,09% ke 106,05.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang naik 0,15%, dolar Singapura stagnan, dolar Taiwan turun 0,45%, won Korea Selatan turun 0,64%, dan peso Filipina turun 0,73%.
Kemudian rupee India naik 0,02%, yuan China turun 0,04%, ringgit Malaysia melemah 0,02%, dan baht Thailand turun 0,20%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya menjelaskan sentimen datang dari beragam data AS yang menunjukkan Federal Reserve kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga pertamanya sejak tahun 2020. Selain itu, memanasnya eskalasi Iran-Israel juga menjadi fokus.
Presiden Fed New York John Williams juga mengatakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk menurunkan suku bunga saat ini, mengingat kekuatan perekonomian AS.
Baca Juga
Di sisi lain, eskalasi Iran-Israel menjadi fokus setelah laporan ledakan yang terjadi di beberapa wilayah Iran. Beberapa outlet media AS melaporakn para pejabat AS mengatakan Israel telah melakukan serangan balik terhadap Iran atas serangan minggu lalu.
Yang menjadi perhatian khusus adalah ledakan di kota Isfahan, yang terletak di dekat beberapa fasilitas nuklir Iran. Iran awal pekan ini telah memperingatkan Israel agar tidak menyerang situs nuklirnya, dan bahkan mungkin mempertimbangkan kembali pembuatan senjata nuklir dalam skenario seperti itu.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap terjaga, di tengah dampak konflik geopolitik antara Iran-Israel.
BI menegaskan ekonomi Indonesia termasuk salah satu negara emerging market (EMEs) yang kuat dalam menghadapi dampak rambatan global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate (FFR) dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Untuk mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, BI akan melakukan sejumlah langkah antisipatif di antaranya, yakni menjaga kestabilan rupiah melalui menjaga keseimbangan supply-demand valas di market melalui triple intervention khususnya di spot dan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward).
Kemudian, BI akan meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong capital inflow, seperti melalui daya tarik SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) dan hedging cost, serta melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait.
Untuk perdagangan awal pekan depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah ditutup menguat di rentang Rp16.210-Rp16.300 per dolar AS.