Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berencana melepas sejumlah aset investasi yang dimiliki guna memperkuat fundamental perseroan ke depan.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan proses divestasi akan berlanjut pada 2024. Perseroan rencananya akan melepas beberapa aset investasi, seperti jalan tol, kereta api, hingga sektor pengelolaan air.
"Semua aset investasi WIKA kami divestasi rencananya, seperti penyertaan di tol. Tetapi, penyertaan tol di WIKA kebanyakan minoritas sehingga kami harus menawarkan dulu ke mayoritas atau pemegang saham lain," ujarnya saat ditemui di Jakarta baru-baru ini.
Aset investasi yang akan dilepas WIKA, di antaranya ruas Tol Manado-Bitung (Mabit), Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja), Tol Semarang-Demak, serta Tol Serang-Panimbang.
Terkait Tol Serang-Panimbang, Mahendra menuturkan bahwa perseroan memiliki porsi saham mayoritas di proyek ini. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi per akhir Desember 2023, WIKA memiliki 82,98% saham di PT Wijaya Karya Serang Panimbang.
Selain jalan tol, perseroan juga berencana mendivestasikan asetnya di PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur yang saat ini tengah menggarap Proyek Rancang Bangun SPAM Jatiluhur di Bekasi Timur, Jawa Barat. Adapun porsi saham perseroan mencapai 88,38%.
Baca Juga
"Seperti PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur itu kami rencanakan bisa didivestasikan saat nanti selesai. Lalu, Jalan Tol Serang-Panimbang jika memungkinkan juga kami rencanakan untuk divestasi," ungkap Mahendra.
Dia menambahkan dalam dua tahun ke depan, WIKA tidak akan melakukan ekspansi bisnis dan hanya berfokus pada bisnis utama perseroan. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki likuiditas dan arus kas.
Sepanjang 2023, WIKA mencatatkan kerugian sebesar Rp7,12 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan kerugian 2022 yang mencapai Rp59,59 miliar.
Perseroan sejatinya mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 4,89% year-on-year (YoY) menjadi Rp22,53 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang segmen infrastruktur dan gedung yang mencapai Rp11,85 triliun, naik 9,87% YoY.
Selain itu, segmen energi dan industrial plant berkontribusi Rp4,10 triliun, tumbuh 5,83% YoY. Adapun segmen hotel menyumbang Rp869,19 miliar atau naik 22,74% YoY, sementara segmen realty dan property meraih Rp600,4 miliar melesat 166,97% YoY.