Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten crude palm oil (CPO) Grup Triputra, PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) menyiapkan strategi menghadapi potensi terjadinya La Nina yang disertai curah hujan tinggi tahun ini.
Corporate Secretary TAPG Joni Tjeng menuturkan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan proyeksi El Nino akan berakhir di pertengahan 2024, yang kemudian akan diikuti iklim yang lebih basah, bahkan mencapai La Nina.
"Dalam menghadapi potensi iklim yang lebih basah pada tahun 2024 strategi perseroan fokus pada optimalisasi infrastruktur, khususnya jalan untuk mengoptimalkan delivery sepanjang tahun 2024," ujar Joni, dikutip Minggu (24/3/2024).
Menurut Joni, infrastruktur yang baik tentu akan menjaga delivery TAPG pada saat kondisi yang ekstrim.
Selain hal tersebut, lanjutnya, TAPG juga terus melakukan optimalisasi pemupukan yang diharapkan mendukung peningkatan produktivitas, mengingat umur tanaman yang sedang pada masa puncak.
Sebelumnya, sepanjang tahun 2023, TAPG mencatatkan produksi CPO sebesar 977.652 ton. Produksi CPO ini turun 2% dibandingkan tahun 2022 sebesar 999.043 ton.
Baca Juga
TAPG menyampaikan tahun ini akan meningkatkan produksi di bawah 10%. Joni juga menjelaskan untuk tahun 2024, TAPG masih memperkirakan harga CPO akan berada pada level yang relatif tinggi dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir.
Sementara itu, secara global TAPG memandang produksi CPO tidak akan meningkat secara signifikan di 2024.
Joni mengatakan TAPG beserta perusahaan asosiasinya menargetkan produksi CPO sebesar 223.000 ton di kuartal I/2024.
Joni menjelaskan berdasarkan data Thomas Mielke dari Oil World, produksi CPO pada kuartal I/2024 mengalami penurunan yang memaksa stok palm oil global turun hingga 1,2 juta ton.
"Meskipun terjadi penurunan di kuartal I/2024, perseroan memprediksi produksi CPO masih akan ada sedikit pertumbuhan produksi di tahun 2024. Karena meskipun masih terdapat efek el-nino di tahun 2023 namun iklim 2024 diperkirakan cenderung netral," ucapnya.