Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pemilihan Presiden 2024. Dengan kejelasan ini, bagaimana peluang IPO atau penawaran umum perdana saham di pasar modal?
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan kondisi saat ini sudah relatif tegas dari sisi perhitungan suara. Menurutnya, perhelatan politik adalah perhelatan yang berjalan sesuai waktunya.
Nyoman melanjutkan, dari historikal yang dimiliki Indonesia, Indonesia sudah bisa membedakan kehidupan berpolitik dan pelaksanaan perekonomian.
"Tiga kali pelaksanaan pemilu, termasuk pemilu terakhir, relatif tidak berpengaruh ke pasar modal kita. Artinya kedewasaan investor sudah kelihatan," ujar Nyoman, dikutip Kamis (21/3/2024).
Nyoman menuturkan, Bursa telah bertemu dengan para pemilik perusahaan sebelum pemilu dan banyak yang memilih wait and see. Akan tetapi, dengan jelasnya siapa yang menjadi pemenang pemilu dan kelanjutan perekonomian serta program yang ada, Bursa optimistis terhadap IPO selanjutnya.
Dia juga menjelaskan tahun ini Bursa menargetkan 230 pencatatan, baik pencatatan saham, obligasi, structured warrant, hingga KIK-EBA di Bursa. Hal tersebut menurut Nyoman menjadi gestur optimisme dari Bursa.
Baca Juga
"Kami di bursa itu mengupayakan semua instrumen dapat tercatat dan bertambah. Bottom line-nya yang dulu 200, sekarang kami tingkatkan menjadi 230, isinya ada saham, obligasi, KIK-EBA, structured warrant, semua ada di situ," ujarnya.
Adapun Direktur Utama BEI Iman Rachman menuturkan saat ini di pipeline pencatatan Bursa, masih terdapat 28 perusahaan yang mengantre IPO. Iman menuturkan pada 2024 terdapat 19 perusahaan tercatat, dengan dana yang dihimpun Rp3,5 triliun.
Di sisi lain, Iman melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah menjelang pengumuman pemenang pemilu lebih diakibatkan oleh melemahnya sektor keuangan. Dia menuturkan dalam sektor tersebut, sebagian besar emiten perbankan telah membagikan dividen.
"Setelah enggak ada dividen, harganya disesuaikan, ada yang mau monetisasi investasinya. Transaksi ini biasa aja, jangan sampai investor takut kalau turun karena menunggu hasil pemilu ditambah ada demo," ujar Iman.
----------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.