Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) melaporkan peningkatan pendapatan pada 2023 seiring dengan moncernya kapasitas listrik.
Barito Renewables Energy mencatatkan pendapatan sebesar US$594,93 juta atau setara dengan Rp9,18 triliun (kurs jisdor Rp15.439 per dolar AS). Pendapatan ini naik tipis sebesar 4,41% dibandingkan dengan posisi 2022 sebesar US$569,78 juta.
Perincian pendapatan BREN ialah penjualan listrik US$275,12 juta, penjualan uap US$126,52 juta, biaya manajemen US$28 juta, penjualan kredit karbon US$4 juta, pendapatan sewa operasi US$152,75 juta, dan pendapatan sewa pembiayaan US$40,50 juta. Penjualan listrik dan uap, pendapatan sewa operasi dan pendapatan sewa pembiayaan dihasilkan dari PLN.
Hendra Soetjipto Tan, Direktur Utama BREN, menyatakan kinerja pada 2023 menunjukkan profil pertumbuhan yang stabil di operasional panas bumi perseroan. Peningkatan produksi listrik panas bumi pada 2023 sebesar 3,4% dan terjadi pertumbuhan tarif pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Salak, Darajat, dan Wayang Windu.
"Komitmen kami untuk menjaga keunggulan operasional tercermin sepenuhnya dalam realisasi capacity factor, yang tetap berada di atas 90% sepanjang tahun 2023," paparnya dalam siaran pers, Selasa (19/3/2024).
Anak perusahaan BREN, yakni Star Energy Geothermal, saat ini mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi Salak, Darajat, dan Wayang Windu berkapasitas 886 MW.
Baca Juga
BREN juga mencatat pencapaian penting lainnya pada tahun 2023 dengan keberhasilan menyelesaikan penawaran umum perdana (IPO) senilai US$200 juta dan mengakuisisi aset pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB).
Sebagai pengingat, pada Rabu (3/1/2024), PT Barito Wind Energy (Barito Wind/ BWE), entitas usaha BREN, telah melakukan penyelesaian pengambilalihan atas 19.364 lembar saham atau 51% saham PT UPC Sukabumi Bayu Energi dari UPC Renewables Asia IV Ltd. dan UP Sukabumi (HK) Ltd. Total kapasitas mencapai 320 MW.
Ke depannya, sambung Hendra, BREN tetap menjalankan rencana ekspansi untuk mengoperasikan kapasitas sebesar 1.300 MW pada tahun 2028.
"Target 1.300 MW akan dicapai melalui pengembangan unit-unit baru di wilayah operasi panas bumi kami yang sudah ada dan pengembangan kawasan greenfield di bidang energi panas bumi maupun tenaga angin,” jelasnya.
Konglomerat Prajogo Pangestu, pemilik saham Grup Barito.
Laba BREN
Pada 2023, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk justru naik menjadi US$107,41 juta atau setara Rp1,65 triliun. Laba ini naik 17,87% dibandingkan dengan 2022 sebesar US$91,12 juta.
Adapun BREN mencatatkan total kewajiban per Desember 2023 sebesar US$2,85 miliar turun tipis dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya sebesar US$2,95 miliar. Rinciannya liabilitas jangka panjang sebesar US$2,62 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$2,36 miliar.
Kemudian total ekuitas sampai dengan akhir 2023 tercatat sebesar US$650,33 juta naik dibandingkan dengan posisi 2022 sebesar US$435 juta. Total aset BREN juga tercatat sebesar US$3,50 miliar.
Pagi ini per pukul 09.27 WIB, saham BREN naik 0,97% atau 50 poin menjadi Rp5.225. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp699,03 triliun. Namun, saham BREN melemah 3258% dalam 3 bulan terakhir.