Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Rights Issue Berisiko Tekan Saham Harita Nickel (NCKL)

Persetujuan pemegang saham untuk melakukan penambahan modal melalui rights issue PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) akan menekan harga saham.
Suasana tambang nikel Trimegah Bangun Persada (NCKL) milik Harita Group./Istimewa
Suasana tambang nikel Trimegah Bangun Persada (NCKL) milik Harita Group./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Persetujuan pemegang saham untuk melakukan penambahan modal melalui rights issue PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) akan menekan harga saham dalam jangka pendek. 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan secara umum rights issue membuat harga saham nya turun atau koreksi dalam waktu jangka pendek. Saham NCKL pada perdagangan hari ini yang terkoreksi hingga 4,71%. 

“Meski demikian dalam waktu jangka panjang tidak ada dampak ke harga sahamnya,” kata Arjun kepada Bisnis, Senin (18/3/2024). 

Pada perdagangan hari ini pukul 14.30 WIB, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham NCKL terkoreksi hingga 4,71% ke level Rp910 per saham. Saham NCKL sempat bergerak menguat pada awal perdagangan dan menyentuh level Rp965 per saham. 

Secara akumulasi, Saham NCKL masih terkoreksi sebesar 9% secara year to date. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp57,42 triliun, NCKL memiliki PER sebesar 9,65 kali dan PBVR sebesar 2,59 kali.

Rencana Rights Issue Berisiko Tekan Saham Harita Nickel (NCKL)

Senada Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan saat ini investor lebih menunggu harga pelaksanaan dari rights issue. Terutama dari adanya efek dilusi hingga 23% bagi pemegang saham. 

“Kalau dilusi memang efek dari right issuenya ya, cuma memang hanya berpengaruh pada efek dilusi saja sampai kita tahu berapa harga right isunya,” kata Felix. 

Memang, rencana penerbitan saham baru melalui aksi rights issue ini ajan dapat menyebabkan persentase kepemilikan saham investor terdilusi sampai dengan 23,08%.

Meskipun adanya potensi dilusi, untuk kinerja dan pergerakan harga saham NCKL menurut Felix, investor akan tetap fokus pada harga komoditas nikel dunia secara jangka pendek yang akhir-akhir ini sedang berada pada fase downtrend

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menjelaskan secara keseluruhan pihaknya melihat rights issue ini memiliki sentimen cukup positif di mana bertujuan untuk ekspansi bisnis NCKL ke depannya khususnya untuk meningkatkan jumlah cadangan bijih nikel. 

“Terlebih, tahun ini sendiri kami lihat NCKL punya prospek yang cukup positif di mana manajemen sendiri menargetkan pertumbuhan produksi untuk produk feronikel sebanyak 120.000 ton,” kata dia. 

Seperti yang diketahui, RUPSLB NCKL Jumat lalu menyetujui Penambahan Modal Melalui Penawaran Umum Terbatas Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights Issue). 

Direktur Utama Trimegah Bangun Persada Roy Arman Arfandy mengklaim rencana penawaran umum terbatas ini merupakan langkah strategis yang diambil oleh Harita Nickel sebagai upaya untuk terus memperkuat pertumbuhan dan pengembangan usaha yang berkelanjutan, 

Rencananya, NCKL akan menerbitkan saham baru sebanyak minimal 10% dan maksimal 30% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor saat ini. Pelaksanaan rights issue ini dijadwalkan paling lambat 12 bulan setelah mendapatkan persetujuan RUPSLB, dengan mematuhi semua ketentuan peraturan yang berlaku di pasar modal, termasuk persetujuan dari otoritas pasar modal jika diperlukan, serta rencana terkait dengan pembelian saham dalam perusahaan target.

NCKL berencana melakukan penawaran saham baru melalui skema rights issue dengan jumlah maksimum 18,92 miliar saham, setara dengan 30% dari total modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Setiap saham akan memiliki nilai nominal sebesar Rp100.

------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper