Bisnis.com, JAKARTA - Harita Nickel atau PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) tengah merancang dua opsi penambahan modal melalui private placement dan right issue. Aksi korportasi tersebut dilakukan di tengah ambisi memperbesar kapasitas produksi nikel.
Perseroan bakal meminta restu pemegang saham untuk melaksanakan dua aksi korporasi tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan akan digelar pada 15 Maret mendatang.
Dalam prospektusnya, NCKL atau Harita Nickel ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 6,30 miliar tepatnya 6.309.860.000 lembar saham atau setara 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor perseroan melalui mekanisme penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (private placement).
Sementara itu, untuk rencana right issue, saham yang diterbitkan adalah sebanyak-banyaknya 18,92 miliar atau 30% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal sebesar Rp100 per saham.
NCKL belum merincikan harga pelaksanaan untuk dua aksi korporasi tersebut. Namun diketahui hasil dana dari aksi tersebut akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan transaksi pembelian saham perusahaan smelter nikel dan pembelian saham perusahaan yang bergerak di bidang pemurnian nikel.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menjelaskan secara garis besar, NCKL yang percaya diri dengan penerbitan banyak saham baru seharusnya sudah memprediksi bagaimana pasar akan menyerap saham-saham itu nantinya.
Baca Juga
“NCKL sudah melihat penyerapan aksi itu seperti apa. Kalau tidak NCKL tidak akan confident untuk menyatakan akan menerbitkan saham sebanyak itu,” kata Martha.
Meski belum menetapkan harga pelaksanaan dua agenda tersebut, Martha memprediksi NCKL akan meraup dana triliunan.
Jika mengasumsikan harga NCKL di pasar reguler saat ini atau menggunakan harga penutupan perdagangan Kamis (22/2/2024) yaitu Rp940 per saham dan dengan penerbitan 6.309.860.000 lembar saham untuk private placement dan 18.929.580.000 untuk rights issue, maka dana segar yang mungkin dikantongi NCKL adalah sekitar Rp23,72 triliun.
Sementara itu, riset CGS-CIMB Sekuritas belum lama ini menjelaskan NCKL kemungkinan hanya akan melakukan satu dari dua opsi penggalangan dana tersebut.
Dana yang diperoleh dari aksi korporasi tersebut berpotensi akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan saham di ONC HPAL hingga 30%, dengan membeli saham dari keluarga Harita di mana saat ini NCKL menggenggam saham sebesar 10%, Lygend sebesar 60%, dan keluarga Harita sebesar 30%.
“Opsi lain termasuk akuisisi tambang nikel dan ekspansi kapasitas,” kata CGS-CIMB Sekuritas dalam risetnya.
Untuk diketahui, NCKL saat ini tengah membangun smelter nikel, salah satu upaya dalam peningkatan produksi nikel adalah dengan membangun tambahan jalur produksi pabrik pengolahan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang akan dioperasikan oleh entitas anak perusahaan NCKL, PT Karunia Permai Sentosa (KPS).
Kemudian, perusahaan juga tengah membangun tambahan smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) yang akan dioperasikan oleh PT Obi Nickel Cobalt (ONC), anak usaha lain dari NCKL.
HPAL tersebut akan memiliki kapasitas produksi sebesar 65.000 ton metal nikel per tahun. Fasilitas tersebut ditargetkan akan memiliki 3 jalur produksi dengan kapasitas produksi 65.000 ton kandungan nikel per tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Sementara untuk fasilitas RKEF, NCKL menargetkan akan memiliki 12 jalur produksi dengan kapasitas produksi 185.000 ton kandungan nikel feronikel per tahun.