Bisnis.com, JAKARTA - Emiten terafilasi konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatat penjualan batu bara pada tahun 2023 paling banyak ke wilayah Asia Tenggara.
Produksi batu bara oleh Adaro Energy Indonesia dan perusahaan-perusahaan anaknya (Grup Adaro) mencapai 65,88 juta ton pada tahun 2023.
Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 5%, melebihi kisaran target produksi yang sebelumnya ditetapkan antara 62 juta hingga 64 juta ton.
Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira mengatakan bahwa untuk ekspor sendiri, pihaknya sudah melalukan diversifikasi terhadap negara yang menjadi tujuan ekspor.
Berdasarkan tahun fiskal 2023, negara tujuan ekspor batu bara terbesar dari Adaro adalah negara di wilayah Asia Tenggara. Adapun, ekspor China berada di bawahnya.
“Pada FY2023, penjualan Grup Adaro terbesar adalah Indonesia sebesar 25%, kemudian Asia Tenggara sebesar 22%, China 21%, Asia Timur laut 20%, dan India 12%,” kata Febriati kepada Bisnis, Jumat (15/3/2024).
Febriati menyebutkan, saat ini pihaknya terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan kontribusi dalam bidang non batu bara termal. Selain itu, pihaknya juga terus berperan aktif dalam proyek mineral dan energi terbarukan dalam negeri.
Adapun, Adaro menargetkan produksi batu bara 65 juta hingga 67 juta ton sepanjang 2024 atau lebih tinggi 1,7% dari total produksi pada 2023.
“Batu bara tersebut meliputi 61 juta ton sampai 62 juta ton batu bara termal, dan 4,9 juta ton sampai 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR),” ujar Febriati.