Bisnis.com, JAKARTA – Bahana Sekuritas mengubah rekomendasi saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dari tahan menjadi beli mulai Rabu (6/3/2024).
Tim Analis Bahana Sekuritas Robert Sebastian dan Satria Sambijantoro mengucapkan pergantian rekomendasi karena outlook kinerja yang positif. Menurut mereka hasil finansial yang kuat oleh perusahaan sejenis menunjukkan tren pemulihan ekonomi global bag industri teknologi, termasuk di Indonesia, seiring dengan beralihnya pelanggan ke layanan on demand service dan e-commerce.
Bahana Sekuritas mengucapkan optimistis terhadap prospek metrik keuangan GOTO. Pada tingkat mikro, perusahaan diprediksi akan menerima keuntungan dari reformasi internal terutama dari pemotongan biaya promosi yang seharusnya meningkatkan prospek profitabilitasnya.
Adapun pada tingkat makro, potensi penurunan suku bunga dan pelonggaran kondisi likuiditas global pada semester II/2024 akan memberikan dampak positif bagi saham GOTO.
“Kami meningkatkan peringkat kami untuk GOTO menjadi beli dari tahan dengan target sebesar Rp90 per saham menyiratkan kenaikan 43% dari harga saat ini. Kami lihat saham GOTO semenarik permainan taktis,” ungkap mereka, Rabu (6/3/2024).
Mereka menilai bobot saham GOTO besar bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) namun posisinya relatif ringan di kalangan local dan investor institusi asing saat ini. Oleh sebab itu kenaikan harga saham GOTO dapat terjadi menjadi cepat karena fund manager terpaksa melakukan short-covering.
Baca Juga
Robert dan Satria menambahkan setelah merilis hasil keuangannya pada tanggal 19 Maret, mereka yakin ada perbaikan kinerja pada GOTO sehingga metrik keuangan berpotensi mencatatkan penyesuaian EBITDA positif.
Pada perdagangan harga saham hari ini, saham GOTO mencatatkan nilai transaksi mencapai Rp493,3 miliar. Jumlah itu berada di posisi keempat untuk besaran nilai transaksi setelah BBCA, BMRI, dan BBRI.
Dengan begitu saham GOTO mampu menguat 17,46% ke posisi Rp74. Berdasarkan data RTI total transaksi hari ini mencapai 46.493 kali yang meliputi 7,06 miliar saham.
Sementara itu, Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Hasan Zein Mahmud menyatakan telah menanam modalnya di saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
Eks Bos BEI periode 1991-1996 itu mengungkapkan masuknya dia sebagai investor GOTO karena melihat adanya perubahan orientasi dalam bisnis emiten teknologi tersebut. Dia meyakini, perseroan telah berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas.
"Saya akhirnya memutuskan untuk investasi di saham GOTO," tegas dia, Rabu (6/3/2024).
Menurutnya ada tiga hal yang dia cermati sebelum melakukan investasi ke saham GOTO.
Pertama, GOTO telah menyerahkan bisnis e-commerce sepenuhnya kepada Tokopedia. Dari langkah ini, GOTO akan menerima komisi dari setiap transaksi Gross Merchandise Value (GMV).
Kedua, GOTO dapat lebih fokus pada bisnis on demand service (ODS) dan fintech. GOTO juga bisa mengoptimalkan pendapatan dari pelayanan front end seperti ODS dan back end untuk pembayaran (GTF/fintech) sebagai berkah dari perkawinan Tiktok Tokopedia. Selain itu, bersama Patrick Walujo perseroan giat melakukan service diversification, perluasan pasar dan peningkatan volume pada setiap segmen bisnis.
Ketiga, GOTO mampu mencatatkan pencapaian adjusted EBITDA positif pada Q4/2023 sehingga menunjukkan posisi kas yang kuat. Dengan begitu GOTO tidak perlu melakukan private placement terus menerus yang mengakibatkan membengkaknya jumlah saham beredar dan dilusi pemilikan terus menerus.
"Divestasi Tokopedia akan merampingkan aset. Karena aset dan liabilitasnya akan keluar dari neraca konsolidasi," jelasnya.
Hasan menambahkan terkait rugi goodwill GOTO, tidak akan terlalu membebani kinerja operasional perseroan.
Pasalnya itu hanya berpengaruh pada pencatatan rugi laporan keungan. Adapun yang perlu digarisbawahi adalah goodwill merupakan biaya non cash dan akan mengurangi biaya amortisasi bersamaan dengan pengurangan depresiasi di tahun-tahun mendatang.
"Saatnya semua itu dijadikan modal awal untuk membuktikan kalau GOTO, sebagai entitas bisnis, mampu menciptakan laba," tegasnya.
------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.