Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN konstruksi PT Adhi Karya Karya (Persero) Tbk. (ADHI) meraih persetujuan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) untuk menyesuaikan kovenan Ebitda, dengan beban bunga pinjaman menjadi tidak kurang dari dua banding satu.
Berdasarkan publikasi di harian Bisnis Indonesia, Rabu (6/3/2024), Adhi Karya menyelenggarakan RUPO Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap II Tahun 2019 pada 1 Maret 2024 di Gedung MTH 27 Office Suites, Jakarta Timur.
RUPO yang membahas perubahan ketentuan pasal 6 ayat 6.3 huruf m dalam perjanjian perwaliamanatan tersebut, dihadiri oleh para pemegang obligasi, kuasa obligasi, serta PT Bank Mega Tbk. (MEGA) selaku wali amanat.
Adapun, perubahan ketentuan Pasal 6 ayat 6.3 huruf m bertalian dengan pemenuhan kewajiban emiten untuk memelihara rasio keuangan pada periode laporan keuangan tahunan konsolidasi, yang telah diaudit per 31 Desember 2023.
Hasilnya, RUPO menyetujui perubahan kovenan earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (Ebitda) dengan beban bunga pinjaman menjadi tidak kurang dari 2:1.
“Terima kasih kepada para pemegang obligasi yang telah mendukung dan menyetujui usulan penyesuaian covenant,” ujar Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson.
Baca Juga
Dia menyatakan selama ini ADHI selalu tepat waktu dalam proses pembayaran kupon dan pokok jatuh tempo. Ke depan, perseroan akan menjaga komitmen dalam memenuhi kewajibannya.
Selain mengubah kovenan Ebitda, rapat juga memutuskan bahwa ADHI berkewajiban untuk memelihara perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar tidak kurang dari 1:1. Adapun perbandingan total pinjaman dengan total ekuitas tidak lebih dari 3,5:1.
Sebagai informasi, RUPO ADHI dihadiri oleh para pemegang Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap II Tahun 2019 dengan pokok sebesar Rp415 miliar atau 415 miliar suara yang merupakan 87,65% dari jumlah obligasi belum dilunasi.
Dari jumlah suara tersebut, sebanyak 375 miliar suara atau setara 90,36% menyetujui agenda rapat yang diusulkan perseroan. Sementara itu, sebanyak 40 miliar suara tidak sepakat dengan penjelasan dan usulan ADHI, sedangkan suara abstain nol.