Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang naik pada hari ini Senin (4/3/2024) seiring dengan potensi keputusan pembagian dividen dari sejumlah bank jumbo.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menyampaikan IHSG ditutup akhir pekan lalu turun 0,06% atau 4,20 poin ke level 7.311,90. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi profit taking pada saham big caps.
"Jika diakumulasi, pekan lalu investor asing net sell senilai Rp3,03 triliun," jelasnya dalam publikasi riset, Senin (4/3/2024).
Pekan ini pelaku pasar menantikan RUPS perbankan jumbo yang berpotensi memberikan porsi besar pada Dividend Payout Ratio (DPR). IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dan menguat dalam rentang 7.260-7.355.
Sentimen lainnya yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, inflasi tahunan domestik periode Februari 2024 tercatat di level 2,75%, setelah pada bulan sebelumnya tercatat 2,57%.
Kenaikan inflasi diakibatkan oleh lonjakan harga bahan pangan, transportasi dan pelayanan kesehatan. Meskipun mengalami kenaikan, inflasi tetap dalam target Bank Indonesia (BI) di tahun 2024 sebesar 1,5-3,5%.
Baca Juga
Dari mancanegara, indeks konsumen Amerika Serikat (AS) pada Februari 2024 yang tercermin dari Indeks ekspektasi konsumen versi Universitas Michigan turun ke level 75,2 dari bulan sebelumnya sebesar 77,1.
Sejalan dengan itu, indeks ekspektasi terhadap kondisi ekonomi juga turun ke level 79.4 dari bulan sebelumnya 81,9. Hasil tersebut mencerminkan ekonomi AS mulai melunak. Rilis tersebut juga memberikan katalis positif bagi pasar ekuitas, dimana Wall Street di akhir pekan mengalami apresiasi.
Dari Asia, indeks PMI manufaktur versi Caixin China pada Februari 2024 di level ekspansif sebesar 50,9 dari posisi bulan sebelumnya 50,8. Aktivitas produksi menguat diikuti naiknya permintaan dan ekspor.
Rekomendasi Saham Pilihan Ajaib Sekuritas
MEDC
- Buy: 1.365
- TP: 1.410
- Stop loss: <1.320
- MEDC bullish continuation breakout pola inverse head and shoulder. Indikator MACD bar histogram positif dan volume menguat signifikan.
- Harga crude oil lanjutkan kenaikan +2,19% menjadi di level USD 79,97 per barel. Turunnya nilai tukar dolar membuat kenaikan harga energi. Sementara, OPEC+ akan memperpanjang pemangkasan produksi crude oil sebesar 2 juta barel per hari setelah bulan Maret 2024.
SMRA
- Buy: 560
- TP: 580
- Stop loss: <540
- SMRA bullish reversal membentuk bullish piercing. Indikator stochastic crossing di area oversold dan MACD bar histogram dalam momentum akumulasi.
- Per September 2023, SMRA memperoleh marketing sales Rp3 triliun atau 60% dari target tahun 2023 sebesar Rp 5 triliun. Namun, optimisme penjualan di akhir kuartal 2023 dan tahun 2024 berpotensi naik sejalan dengan insentif PPN DTP 100% periode Nov 2023-Juni 2024 untuk rumah dengan harga jual maksimal Rp5 miliar.
BBNI
- Buy: 5.900
- TP: 6.100
- Stop loss: <5.750
- BBNI secara major trend bullish konsisten membentuk higher peak and higher low. Pergerakan harga di atas MA (20,100). Indikator MACD bar histogram melemah terbatas dalam momentum akumulasi.
- BBNI sepanjang tahun 2023 melaporkan kenaikan laba bersih 14,2% yoy menjadi Rp20,9 triliun. Sementara, pendapatan bunga bersih (NII) terkoreksi 0,11% yoy menjadi Rp41,28 triliun. Penyaluran kredit tumbuh 7,6% yoy di level Rp695 triliun. BBNI memproyeksikan pertumbuhan kredit di tahun 2024 mencapai 9-11% yoy.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.