Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (29/2): Batu Bara Masih Menguat, CPO Loyo

Harga batu bara pada hari ini, Kamis (29/2) masih menguat. Sedangkan CPO melemah.
Menara pendingin dan cerobong asap PLTU batu bara di Mpumalanga, Afrika Selatan yang dipotret pada Jumat (5/5/2023). Bloomberg/Waldo Swiegers
Menara pendingin dan cerobong asap PLTU batu bara di Mpumalanga, Afrika Selatan yang dipotret pada Jumat (5/5/2023). Bloomberg/Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara masih menguat menjelang pertemuan konferensi tahunan Coaltrans India. Di sisi lain, harga CPO melemah karena pelemahan minyak kedelai Chicago dan data ekspor yang lesu.

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Kamis (29/2/2024), harga batu bara berjangka kontrak Maret 2024 di ICE Newcastle pada perdagangan Rabu (28/2) mencatatkan penguatan sebesar 0,23% atau 0,30 poin ke level US$129,50 per metrik ton.

Sementara itu, batu bara kontrak pengiriman untuk April 2024 juga menguat sebesar 0,42% atau 0,55 poin ke level US$130,75 per metrik ton.

Mengutip Reuters, harga batu bara kini dinilai sangat bullish. Adapun tema utama dari konferensi tahunan Coaltrans India adalah produksi batu bara, impor dan permintaan yang akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang dan dalam volume yang substansial. 

India mungkin telah berkomitmen untuk mengurangi konsumsi bahan bakar batu bara dan tengah dalam perjalanannya untuk mencapai net zero emission pada 2070. Namun industri batu  bara terlihat adanya peningkatan dalam dekade mendatang.

Proyeksi yang paling hati-hati di konferensi tersebut memperkirakan permintaan untuk semua jenis batu bara mencapai 1,5 miliar ton metrik pada tahun 2030, dengan beberapa di antaranya mencapai 1,9 miliar.

Kemudian sebagai perbandingan, permintaan batu bara India adalah 1,23 miliar ton, terdiri dari produksi domestik sebesar 964 juta ton dan impor sekitar 266 juta.

Dengan kata lain, bahkan ramalan yang lebih pesimistis memperkirakan peningkatan permintaan batu bara di India sekitar 300 juta ton dalam enam tahun mendatang, yakni kenaikan sebesar 25%.

Harga CPO  

Sementara itu, harga CPO atau minyak kelapa sawit di Bursa Derivatif Malaysia pada Maret 2024 melemah -32 poin menjadi 3.989 ringgit per metrik ton. Kemudian untuk kontrak acuan Mei 2024 juga melemah -15 poin menjadi 3.907 ringgit per metrik ton.

Mengutip Reuters, harga minyak sawit berjangka Malaysia telah gagal mempertahankan kenaikan selama tiga hari berturut-turut pada Rabu (28/2/2024). Hal ini dikarenakan oleh pelemahan minyak kedelai Chicago dan data ekspor yang lesu.

“Harga CPO melemah sebelumnya karena tekanan dari lemahnya ekspor pada bulan Februari dan buruknya prospek ekspor karena harga minyak kelapa sawit masih lebih mahal dibandingkan minyak kacang-kacangan,” jelas analis senior di Fastmarkets Palm Oil Analytics, Sathia Varqa.

Varqa juga mengatakan bahwa output pada Februari 2023 akan menunjukan sedikit penurunan produksi dibandingkan dengan penurunan yang lebih besar dalam ekspor.

Data surveyor kargo menunjukkan bahwa ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia untuk periode 1-25 Februari 2024 turun antara 6,3% hingga 14%..

Indonesia juga berencana menurunkan harga acuan minyak kelapa sawit mentah untuk periode 1-31 Maret 2024 menjadi $798,90, serta mempertahankan pajak ekspor dan retribusi sebesar US$33 dan US$85 per ton. Peraturan harga referensi baru belum dipublikasikan.

Menurut Asosiasi Minyak Sawit Indonesia (GAPKI) pada Selasa (27/2) produksi minyak sawit Indonesia pada tahun ini diperkirakan meningkat 5% dibandingkan tahun lalu, yakni menjadi 57,6 juta ton. Ekspor diperkirakan stagnan pada 32-33 juta ton.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Ringgit malaysia ditutup melemah -0,21% terhadap dolar AS pada Rabu (28/2). Ringgit yang melemah membuat minyak kelapa sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper