Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat Terkerek Lesunya Indeks Dolar AS

Harga emas spot ditutup menguat 0,54% atau 11,01 poin ke level US$2.035,40 per troy ounce.
Bongkahan emas seberat 12,5 kilogram yang berada di kilang logam mulia, Swiss. - Bloomberg/Stefan Wermuth
Bongkahan emas seberat 12,5 kilogram yang berada di kilang logam mulia, Swiss. - Bloomberg/Stefan Wermuth

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global ditutup menguat pada perdagangan Jumat (23/2/2024), didorong pelemahan dolar AS dan kenaikan permintaan safe-haven dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Harga emas tetap menguat bahkan ketika para pejabat Federal Reserve AS mematahkan harapan penurunan suku bunga awal tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot ditutup menguat 0,54% atau 11,01 poin ke level US$2.035,40 per troy ounce.

Sementara itu, emas berjangka Comex kontrak April 2024 ditutup menguat 0,92% atau 18,70 poin ke level US$2.049,4 per troy ounce.

Indeks dolar AS turun tipis 0,1% dan menuju penurunan mingguan pertama dalam hampir dua bulan terakhir. Investor mengambil jeda dari reli yang dibangun di atas ekspektasi bahwa The Fed akan menunda penurunan suku bunga.

Imbal hasil Treasury AS teor 10 tahun juga melemah ke 4,251% pada Jumat, membuat emas batangan yang dijual dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri.

Analis pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan harga emas menguat terutama karena dolar AS yang bergerak sedikit lebih lemah.

"Saat ini pasar logam mulia sedang mengalami tekanan, namun ada banyak pembelian safe haven meskipun suku bunga masih tinggi," ungkap Haberkorn seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/2).

Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan pada hari Kamis bahwa ia tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, sehingga memperkuat spekulasi investor terhadap penurunan suku bunga AS sebelum Juni.

Adapun risalah pertemuan FOMC terbaru menunjukkan sebagian besar pejabat pada pertemuan terakhir The Fed khawatir dengan risiko penurunan suku bunga yang terlalu cepat.

Data inflasi AS terbaru yang menunjukkan indeks harga konsumen dan produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan juga memupus spekulasi penurunan suku bunga lebih awal, yang semakin membebani emas.

Seperti diketahui, suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik memegang emas batangan yang tidak memberikan return.

"Komentar yang lebih hawkish dari pejabat Fed semalam telah menjadi hambatan kecil untuk logam mulia," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper