Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 20 perusahaan yang berada dalam antrean penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) per 16 Februari 2024. Mayoritas calon emiten yang antre dalam pipeline IPO itu memiliki aset berskala menengah.
Berdasarkan data pipeline BEI, ada 2 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp250 miliar yang antre IPO, sedangkan 3 perusahaan lainnya memiliki aset skala kecil di bawah Rp50 miliar.
Adapun, 15 perusahaan lainnya memiliki aset skala menengah di antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar yang masih antre untuk listing di Bursa.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebut, hingga Jumat (16/2/2024) telah tercatat 18 emiten yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp3,38 triliun.
"Hingga saat ini, terdapat 20 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," ujar Nyoman dalam keterangan resmi, Sabtu, (16/2/2024).
Jika ditilik berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor industrial mendominasi dengan total 6 perusahaan. Disusul perusahaan dari sektor consumer cyclicals dan non-cyclicals masing-masing sebanyak 4 perusahaan.
Baca Juga
Berikutnya, ada 3 perusahaan di sektor teknologi, serta 2 perusahaan sektor basic material dan 1 perusahaan properti dan real estate.
Diberitakan sebelumnya, BEI membidik tiga perusahaan beraset di atas Rp3 triliun dapat mencatatkan saham perdana alias IPO pada 2024.
Nyoman menyampaikan bahwa pihaknya selalu menargetkan ada lighthouse company atau perusahaan yang dianggap sebagai mercusuar, untuk melantai di Bursa setiap tahunnya.
Menurutnya, perusahaan lighthouse memiliki beberapa karakter, salah satunya free float atau saham yang dimiliki publik minimal 15%. Adapun dari sisi aset senilai Rp3 triliun.
“Kami targetkan 3 [perusahaan] lighthouse, tentu itu minimal. Kalau dari sisi jumlah total efek dari 200 menjadi 250,” ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Adapun, sepanjang pekan ini periode 12-16 Februari 2024 tercatat ada 5 emiten yang melantai di BEI, di antaranya yaitu PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA), PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP), PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE), PT Ecocare Indo Pasifik Tbk (HYGN), dan PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK).
Selain itu, dari pipeline obligasi hingga saat ini BEI juga mencatat penerbitan 13 emisi dari 11 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp13,4 triliun. Hingga Jumat (16/2) terdapat 13 emisi dari 9 penerbit EBUS.
Untuk rights issue, BEI mencatat 4 perusahaan yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp3,08 triliun. Hingga saat ini masih ada 24 perusahaan yang masih dalam antrean pipeline rights issue BEI.