Bisnis.com, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta anak usaha dapat menggelar pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2024.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa sampai dengan saat ini, belum ada perusahaan pelat merah yang masuk dalam pipeline IPO 2024.
“Saat ini belum ada BUMN di pipeline. Tentu sebagaimana yang disampaikan, kami berharap BUMN dan anak perusahaan juga dapat tercatat di pasar modal,” ujar Nyoman saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Dia menambahkan bahwa BEI dan Kementerian BUMN secara reguler melakukan pertemuan karena ada nota kesepahaman antarkedua pihak. Kerja sama ini bertujuan meningkatkan nilai tambah, transparansi, dan akuntabilitas perusahaan, serta entitas anak usaha BUMN.
“Apa yang dapat kami support untuk BUMN dan anak perusahaan untuk menjadikan perusahaan-perusahaan tersebut skill up dan transparan. Itu yang kami janjikan dan kami siap mendukung hal tersebut,” pungkasnya.
Di sisi lain, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sempat menyatakan bahwa tidak ada perusahaan pelat merah yang akan menggelar pencatatan saham perdana pada 2024. Hal ini karena mempertimbangkan kondisi dan minat pasar.
Baca Juga
Kementerian BUMN sebelumnya berencana membawa anak usaha BUMN melantai di pasar modal pada 2023, seperti PT Pertamina Hulu energi (PHE), hingga PT Pupuk Kaltim. Namun, rencana ini ditunda lantaran kondisi pasar modal yang masih berfluktuasi.
Pada tahun ini, pemerintah juga memastikan bahwa tidak ada perusahaan pelat merah yang akan melakukan pencatatan saham perdana, salah satunya subholding PTPN, PalmCo.
“Sementara belum. Kami lagi lihat market tergantung appetite, seperti PHE kemarin ternyata minatnya kurang,” ujar Kartika saat ditemui di Jakarta, pada pertengahan Januari 2024.
Di sisi lain, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga meyakini perusahaan pelat merah beserta anak usaha tidak akan kekurangan dana, meski tidak menggelar IPO pada 2024.
“Kan pendanaan beberapa pilihan, bisa saja joint venture atau cari partner strategis. IPO tidak buat mereka [BUMN] kekurangan dana kan? Tidak lah, karena kita tujuannya untuk ekspansi,” ujarnya.
Arya menyatakan bahwa tertahannya laju IPO pada tahun ini disebabkan oleh kondisi pasar modal yang cenderung wait and see. Oleh karena itu, Kementerian BUMN masih mencermati kondisi perusahaan pelat merah yang berencana melantai di BEI.
------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.