Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah tipis ke level Rp15.623 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (16/2/2024). Pelemahan ini terjadi setelah BPS mengumumkan neraca dagang Indonesia mengalami surplus.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup melemah 0,01% atau 1 poin ke posisi Rp15.523 per dolar AS. Indeks dolar terpantau naik 0,07% ke level 104,26.
Mata uang kawasan Asia lainnya terpantau bergerak bervariasi. Yen Jepang melemah 0,22%, dolar Hong Kong melemah 0,04%, dolar Singapura turun 0,05%, won Korea melemah 0,12%.
Sementara itu mata uang yang menguat terhadap dolar AS adalah Baht Thailand menguat 0,01%, ringgit malaysia naik 0,12%, yuan China naik 0,04%, rupee India naik 0,03%, peso Filipina menguat 0,11% dan dolar Taiwan naik 0,21%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks manufaktur Empire State membaik menjadi -2,4 pada bulan Februari, setelah turun ke -43,7 pada bulan Januari, angka terendah sejak Mei 2020.
Demikian pula, indeks manufaktur Fed Philadelphia naik menjadi 5,2 di bulan Februari, jauh di atas ekspektasi, setelah naik ke -10,6 di bulan Januari. Angka di bulan Februari adalah yang tertinggi sejak angka 7,7 yang dicapai pada bulan Agustus.
Baca Juga
“Kemudian, Setelah pembacaan penjualan ritel pada hari Kamis, pejabat Fed masih memperingatkan agar tidak bertaruh pada penurunan suku bunga lebih awal,” kata dia dalam riset harian, Jumat (16/2/2024).
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2024 mencatatkan surplus sebesar US$2,02 miliar selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus neraca perdagangan ini lebih rendah US$1,27 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.
Lebih lanjut, surplus neraca perdagangan Januari 2024 ditopang oleh surplus neraca komoditas non migas sebesar US$3,32 miliar. Disumbang oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja.
Sedangkan, neraca perdagangan untuk komoditas migas menunjukkan defisit sebesar US$1,30 miliar, utamanya komoditas penyumbang defisit yaitu hasil minyak dan minyak mentah.
Untuk perdagangan Senin, (19/2/2024), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.590 - Rp15.650 per dolar AS.