Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan depan diperkirakan bergerak terbatas lantaran tersengat situasi pemilihan umum atau pemilu 2024. Namun, di sisi lain, rilis kinerja emiten diramal akan menjadi penggerak pasar ke depan.
Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, mengatakan bahwa pekan depan pasar masih akan bergerak terbatas cenderung menguat karena pasar diperkirakan masih wait and see di tengah pemilu 2024.
“Selain itu, dengan adanya rilis data inflasi Amerika Serikat [AS] bulan Januari 2024 yang diperkirakan tetap di level 3,4% YoY, kami perkirakan membuat the Fed masih akan bersikap hawkish,” ujar Audi kepada Bisnis, Minggu (11/2/2024).
Di sisi lain, dia menuturkan bahwa rilis kinerja emiten untuk 2023 diperkirakan menjadi faktor penggerak arah pasar dalam beberapa waktu mendatang.
“Dengan kami melihat perbankan memiliki catatan kinerja tumbuh positif, maka diperkirakan pergerakan sahamnya masih akan menopang IHSG,” katanya.
Berikut saham pilihan Kiwoom Sekuritas dengan teknikal analisis:
Baca Juga
ASII – Trading Buy
- Support: 5.100
- Resistance: 5.700
BRIS – Trading Buy
- Support: 2.270
- Resistance: 2.500
AMRT – Buy on Break 2.650
- Support: 2.530
- Resistance: 2.810
Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan Pemilu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan catatan berlangsung aman, damai, dan kondusif.
“Sektor yang menguntungkan yaitu consumer cyclical dan non-cyclical, didorong daya beli dan konsumsi terjaga, serta Pemilu. Saham infrastruktur juga diuntungkan karena serapan anggaran jelang Pemilu,” ujar Nico kepada Bisnis, dikutip Jumat, (9/2/2024).
Dia mengatakan sektor yang berpotensi diuntungkan pada Pemilu 2024 adalah perbankan karena ada potensi penurunan suku bunga dan peningkatan kredit. Selain itu, saham di sektor otomotif dan properti juga mendapat sentimen positif dari penurunan suku bunga dan insentif.
Adapun, sektor transportasi dan logistik juga diprediksi menguat seiring dengan meningkatnya konsumsi dan permintaan. Selanjutnya sektor energi terbarukan diramal terapresiasi seturut transisi dari penggunaan energi konvensional menuju energi hijau.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.