Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Prospek Bisnis Baja RI hingga Tuah Saham MTEL

Berita tentang tantangan industri baja Indonesia akibat pelemahan konsumsi China dan sejumlah berita lainnya menjadi pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini.
Top 5. Sumber: Canva
Top 5. Sumber: Canva

Bisnis.com, JAKARTA — Industri baja nasional mulai mengatur ancang-ancang seiring dengan potensi pelemahan permintaan dari China, negara tujuan utama baja RI. Beberapa strategi dipertimbangkan demi mempertahankan kinerja ekspor komoditas tersebut.

Berita tentang prospek industri baja di tengah pelemahan konsumsi China menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Sabtu (27/1/2023). Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Top 5 News Bisnisindonesia.id hari ini:

1. Prospek Industri Baja RI di Tengah Pelemahan Konsumsi China

Kinerja ekspor besi dan baja (HS 72) RI ke China memiliki proporsi terbesar yakni 68,67% dengan nilai US$18,34 miliar sepanjang 2023. Namun, konsumsi baja China diramal mengalami penurunan tahun ini. 

Dikutip dari South East Asia Iron and Steel Institute, Jumat (26/1/2024) produksi baja mentah China dan konsumsinya diperkirakan akan turun masing-masing sebesar 0,3% dan 0,2% dari tahun sebelumnya.

Konsumsi baja China turun disebabkan kondisi properti yang masih terpuruk. Permintaan baja dari sektor properti China diproyeksi akan turun 5-10% dalam setahun ke depan. Pemulihan dapat terjadi pada paruh awal 2025.

Tren melemahnya permintaan mulai ditunjukkan dengan turunnya produksi baja mentah China yang turun menjadi 67,4 metrik ton pada Desember 2023 atau turun 14,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

Penurunan produksi baja mentah China diramal akan menjadi tren umum di masa mendatang. Hal ini dikarenakan harga jual yang terkoreksi lantaran pasokan di hulu berlebih dan penyerapan tak seimbang. 

Bagi Indonesia, dengan porsi ekspor terbesar ke China, penurunan ekspor komoditas unggulan ini perlu di wanti-wanti. Pengusaha pun tampak mulai mencari pasar ekspor baja non-tradisional.


 

2. Sama Seperti Tahun Politik sebelumnya, IPO BUMN Nihil pada 2024

Kementerian BUMN memastikan tak ada perusahaan pelat merah yang menggelar initial public offering (IPO) pada 2024. Jika benar terjadi, kondisi ini akan serupa dengan tahun politik 2019 yang nihil aksi pencatatan saham perdana dari BUMN.

Sejatinya, ada beberapa perusahaan yang ditargetkan melantai di pasar modal pada tahun lalu, seperti PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pupuk Kalimantan Timur. Namun, rencana tersebut ditunda lantaran kondisi pasar yang dinilai kurang menarik.

Pada tahun ini, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo kembali menyatakan bahwa tidak ada perusahaan pelat merah yang akan menggelar pencatatan saham perdana. Kondisi dan minat pasar menjadi pertimbangan Kementerian BUMN.

“Sementara belum. Kami lagi lihat market tergantung appetite, seperti PHE kemarin ternyata minatnya kurang,” ujar Kartika saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Kementerian BUMN juga menahan rencana IPO subholding PTPN, PalmCo, pada 2024. Kemungkinan PalmCo akan melantai di Bursa jika kondisi pasar memungkinkan.

 

3. Aksi Jual Beli Kapal Perusahaan Tommy Suharto di Awal Tahun

Perusahaan jasa kemaritiman Humpuss memanfaatkan momentum awal tahun untuk memperkuat kinerja perusahaan dengan melakukan aksi jual beli kapal. Perusahaaan induk menyiapkan dana segar ratusan miliar untuk merealisasikan rencana tersebut.

Setelah menganggarkan belanja modal (capex) senilai Rp802,5 miliar pada 2024, emiten jasa kemaritiman PT Humpuss Maritim International Tbk (HUMI) segera merealisasi anggaran tersebut dengan membeli kapal tanker (chemical tanker) seharga US$7,55 juta atau setara Rp117,71 miliar (kurs Jisdor Rp15.592 per dolar AS).

Direktur Utama HUMI Tirta Hidayat mengatakan pembelian kapal tersebut dilakukan oleh unit usaha perseroan, yakni PT Hutama Trans Kencana (MATRANS). Transaksi ini berlangsung pada 16 Januari 2024.

“Nilai pembelian atas satu unit kapal tanker tersebut adalah sebesar US$7,55 juta,” ujarnya dalam keterbukaan informasi dikutip pada Jumat (19/1/2024).

Kapal yang dibeli dari New Glory Shipping S.A., perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Republik Panama dan berdomisili di Panama. Perusahaan ini disebut tidak terafiliasi dengan HUMI.

 

4. Memutar Otak Agar Wisman Royal & Tak Bawa Efek Buruk di RI

Pemerintah mewajibkan wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Bali untuk membayar biaya retribusi sebesar US$10 atau setara Rp150.000 per orang. Sayangnya, jumlah tersebut dinilai terlalu kecil untuk diterapkan kepada wisman.

Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari mengatakan, alih-alih membayar Rp150.000, wisman seharusnya diwajibkan untuk membawa uang yang cukup dan membelanjakan uangnya selama berada di Bali.

Menurutnya, para wisman seharusnya diwajibkan untuk membawa uang sekitar US$500—US$1.000 per harinya. Jika dikalikan lama tinggal, misalnya 30 hari, wisman wajib membawa sekitar Rp237 juta—Rp474 juta.

“Kita kan ingin jumlah spending money-nya sama tinggalnya lebih lama di kita, bukan jumlah wisatawannya,” kata Azril kepada Bisnis, Kamis (25/1/2024).

Selain itu, dia menilai kebijakan ini tidak cukup untuk menangani overtourism. Merujuk Organisasi Pariwisata Dunia (United Nation World Tourism Organization/UNWTO) overtourism diartikan sebagai dampak pariwisata terhadap suatu destinasi yang secara berlebihan memengaruhi persepsi kualitas hidup warga maupun kualitas pengalaman pengunjung secara negatif. 

Menurutnya, persyaratan untuk masuk ke Indonesia harus diperketat. Selain mengantisipasi overtourism, ini juga dapat mencegah kerusakan lingkungan, kriminalitas, hingga mencegah para wisman untuk mencari maupun bekerja secara ilegal.

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Prospek Bisnis Baja RI hingga Tuah Saham MTEL

 

5. Potensi Saham Mitratel (MTEL) Usai Masuk Jajaran Indeks LQ45

Anak usaha Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel masuk indeks LQ45. Kondisi tersebut berpotensi mendongkark kinerja sahamnya. 

Bursa Efek Indoensia mengumumkan saham MTEL menjadi konstituen indeks LQ45 pada 25 Januari 2024 dengan masa efektif mulai mulai 1 Februari 2024. Saham MTEL menjadi penghuni baru indeks. Masuknyanya mtel menggeser saham PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk. (TBIG).

Analis Panin Sekuritas Aqil Triyadi menjelaskan masuknya saham MTEL ke dalam konstituen indeks LQ45. Menurutnya, Mitratel sudah masuk konstituen indeks IDX80 sebagai prasyarat untuk terdaftar LQ45 sebagai.

“Kriteria selanjutnya adalah likuiditas perdagangan saham dan aspek fundamental seperti kinerja keuangan dan kepatuhan dan semuanya sudah terpenuhi untuk MTEL” kata Aqil dalam risetnya, Jumat (26/1/2024).

Menurutnya saat evaluasi mayor dilakukan ada potensi likuiditas transaksi saham MTEL akan meningkat. Tren perbaikan volume terjadi sejak kuartal I/2023. Berdasarkan data yang dia himpun rata-rata volume transaksi di kuartal IV/2023 mencapai 47,2 juta atau naik 6% secara kuartalan. Jika dibandingkan dengan rata-rata volume di kuartal I/2023 yang hanya 20 juta maka kenaikannya mencapai lebih dari 2x.

Selain itu, dia berpendapat secara fundamental Mitratel memiliki kinerja keuangan paling baik jika dibandingkan dengan kompetitirnya. Sebab, laba bersih Mitratel tumbuh 16,6% tahunan hingga kuartal III/2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper