Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JFX Targetkan Volume Perdagangan Naik 9% Tahun Ini

Perdagangan tahun ini diperkirakan akan didominasi oleh penjualan emas karena faktor ekonomi.
Karyawan mengamati Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), di galeri Bursa Bejangka Komoditi , Jakarta, Senin (15/5). - JIBI/Endang Muchtar
Karyawan mengamati Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), di galeri Bursa Bejangka Komoditi , Jakarta, Senin (15/5). - JIBI/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Jakarta Futures Exchange (JFX) menargetkan pertumbuhan volume perdagangan naik single digit atau 9% sepanjang 2024 dengan didominasi oleh penjualan emas loco london. 

Direktur Utama Jakarta Futures Exchange Stephanus Paulus Lumintang mengatakan pihaknya akan menargetkan pertumbuhan volume penjualan setidaknya sebesar 9% sepanjang 2024 yang akan didominasi oleh penjualan emas.

"[Target pertumbuhan] 9%, emas masih jadi primadona karena faktor ekonomi. Ini yang mendasari investor banyak berminat di emas,” katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/1/2024). 

Meski demikian, Paulus belum merincikan jumlah penjualan yang telah diraih JFX sepanjang 2023. Namun dia optimis volume penjualan masih didominasi oleh penjualan emas loco london dan penyaluran amanat luar negeri khususnya single stock (PALN). 

"2023 lebih kecil dibanding 2022, tidak sampai double digit. Namun di beberapa jenis kontrak dan yang mengalami pertumbuhan signifikan yaitu PALN," jelas Paulus. 

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, JFX menargetkan pertumbuhan volume penjualan mencapai 14 juta lot sepanjang 2023. 

Per Agustus 2023, JFX mencatat penurunan jumlah transaksi perdagangan berjangka selama satu bulan terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh volatilitas harga komoditas, khususnya dalam sektor pertambangan seperti emas dan perak. 

Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah kebijakan pemerintah, seperti penggunaan dana hasil ekspor untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dengan mata uang asing, dan beberapa isu global yang mempengaruhi pasar. 

Meskipun demikian, Paulus tetap optimistis terkait peningkatan volume transaksi berjangka pada tahun ini. Dia meyakini bahwa masyarakat semakin terliterasi dalam hal investasi, dan jumlah kontrak serta komoditas yang diperdagangkan di JFX terus bertambah.

Sebagai catatan, JFX sebelumnya mencatat peningkatan volume transaksi pada tahun 2022. Volume transaksi tahun lalu meningkat sebesar 116,7 persen year-on-year (YoY) dibandingkan dengan 2021, mencapai Rp24,56 triliun, dengan volume transaksi 14,4 juta lot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper