Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara telah melemah selama tiga hari berturut-turut. Harga minyak mentah juga mencapai harga tertinggi dalam waktu sekitar dua bulan.
Harga batu bara berjangka kontrak Februari 2024 di ICE Newcastle melemah -1,36% atau -1,65 poin ke level 120 per metrik ton. Kemudian, kontrak pengiriman Maret 2024 juga melemah -2,82% atau -3,35 poin ke level 115,25 per metrik ton.
Pengiriman dari fasilitas ekspor batu bara terbesar di Afrika Selatan pada 2023 turun ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade. Hal ini karena gangguan jalur kereta api membebani pengiriman dari tambang.
CEO Terminal Batubara Richards Bay (RCBT) Alan Waller mengatakan bahwa pihaknya mengirimkan 47,2 juta ton batu bara pada tahun lalu, jumlah terendah sejak 1992.
Eropa mengimpor 6,1 juta ton batubara Afrika Selatan dari RBCT pada 2023, menurun 57% dari tahun sebelumnya yang mencerminkan menurunnya permintaan. India merupakan tujuan utama bahan bakar tersebut, dengan 19,7 juta ton dikirim ke Negara Bollywood tersebut dari RBCT.
Kemudian, rencana Jerman untuk membangun pembangkit listrik gas berbahan bakar hidrogen masih terhenti untuk saat ini, karena pertemuan puncak pemerintah berakhir tanpa keputusan.
Baca Juga
Negosiasi masih akan terus berlanjut minggu ini, karena negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini sedang berusaha mengurangi penggunaan batu bara, dan sedang mempertimbangkan pembangkit listrik gas baru.
Adapun, berdasarkan catatan Bisnis, Menteri Keuangan Jerman dan tokoh-tokoh kunci dari negara tersebut mempertanyakan kelayakan target 2030.
“Penghapusan penggunaan batu bara pada tahun 2030, yang dulunya dianggap sebagai sebuah langkah berani, kini menghadapi kenyataan pahit berupa hambatan ekonomi dan terhambatnya pembangunan infrastruktur, sehingga menimbulkan keraguan besar terhadap kemampuan negara untuk mencapai target ini,” jelas Manajer Pemodelan di Cornwall Insight, Tom Musker.
Harga Minyak Mentah
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (26/1), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Maret 2024 melemah -0,31% atau -0,24 poin ke level US$77,12 per barel pada pukul 6.47 WIB.
Sementara itu, harga minyak Brent, sebagai patokan global, pada kontrak Maret 2024 menguat 2,99% atau 2,39 poin ke posisi US$82,43 per barel pada pukul 5.59 WIB.
Harga minyak mentah telah melonjak ke level tertinggi dalam waktu sekitar dua bulan, karena persediaan AS, stimulus China dan serangan terhadap kilang Rusia memicu sebuah pembelian algoritmik yang mengikuti tren.
Harga WTI telah naik 3% ke level US$77 per barel, keluar dari kisaran sempit yang telah diperdagangkan selama berbulan-bulan.
Sejumlah faktor bullish mendorong harga minyak mentah lebih tinggi pada Kamis (25/1). Persediaan minyak mentah AS turun lebih dari 9 juta barel pada pekan lalu, level terendah sejak Oktober 2023.
Sementara itu, serangan pesawat tak berawak menyebabkan kebakaran yang merusak kilang besar di pantai Laut Hitam Rusia pada Kamis (25/1). Hal ini menyusul serangan lain yang membahayakan aliran minyak mentah Rusia awal pekan ini.
Sentimen lainnya, pemerintah China dikatakan akan memangkas rasio cadangan wajib bagi bank-bank dalam waktu dua minggu dan mengisyaratkan bahwa akan ada lebih banyak lagi langkah-langkah dukungan yang akan menyusul, yang akan membantu prospek konsumsi energi di negara importir minyak mentah terbesar di dunia ini.