Bisnis.com, JAKARTA -- Minyak dari Rusia menjadi pemasok energi utama China sepanjang 2023. Jumlah belanja China atas minyak Rusia melewati pemesanan minyak ke Arab Saudi yang telah lama menjadi pemasok terbesar. Langkah China membanjiri Rusia dengan yuan itu di tengah sanksi barat untuk membatasi pembelian minyak dalam jumlah besar dari Rusia. Atas langkah China itu, harga yang diberikan Rusia relatif diskon dibandingkan harga di pasar spot.
Mengutip Reuters, Senin (22/1/2024) yang mengutip data bea cukai China, Rusia mengirimkan 107,02 juta metrik ton minyak mentah ke negaranya pada tahun lalu. Jumlah ini setara dengan 2,14 juta barel per hari (bpd). Angka ini jauh lebih banyak dibandingkan eksportir besar lainnya seperti Arab Saudi dan Irak.
Sebagai pembanding, produksi minyak di seluruh pertambangan Indonesia setara 571.280 barel per hari per November lalu. Artinya, China belanja hampir empat kali lipat produksi minyak di Tanah Air dari Rusia.
Sementara itu, Arab Saudi yang sebelumnya merupakan pemasok terbesar China, menurun 1,8% menjadi 85,96 juta ton.
Adapun, harga minyak mentah Rusia diperdagangkan dengan harga diskon yang signifikan dibandingkan harga acuan internasional hampir sepanjang tahun lalu, di tengah batasan harga yang diberlakukan Barat.
Pabrik penyulingan di China menggunakan para agen internasional untuk menangani pengiriman dan asuransi minyak mentah Rusia. Langkah strategis menghindari sanksi Barat akibat tetap belanja minyak ke Rusia.
Baca Juga
- Iuran BPJS Kesehatan 2024 untuk Pekerja Swasta, Peserta Mandiri Kelas I, II, dan III, BUMN, PNS, TNI, Hingga Polri
- ETF Bitcoin Disetujui Otoritas Bursa Amerika, Ketua SEC Beri Peringatan Mengejutkan untuk Investor
- Jadwal Cuti Bersama Februari 2024 di Antara Kalender Merah Isra Miraj dan Imlek, Pemilu Libur?
Belanja ke Venezuela dan Iran menggunakan Perantara Malaysia
Reuters melaporkan pedagang minyak untuk China juga menggunakan perairan Malaysia sebagai titik trans-pengiriman kargo dari Iran dan Venezuela yang juga terkena sanksi. Impor yang ditandai berasal dari Malaysia naik 53,7% tahun lalu.
China sendiri melaporkan tidak ada pengiriman resmi minyak mentah Venezuela pada Desember 2023, meskipun adanya pelanggaran sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Caracas pada Oktober tahun lalu, setelah adanya kesepakatan antara pemerintahan Presiden Nicolas Maduro dan oposisi politiknya.
Menariknya, pengiriman minyak ke China dari Amerika Serikat pada 2023 juga melonjak 81,1% meskipun ada ketegangan geopolitik antara keduanya. Secara keseluruhan, impor minyak mentah China pada tahun lalu naik ke rekor 563,99 juta metrik ton, setara dengan 11,28 juta barel per hari.
Namun, di lain sisi, untuk mendukung harga, diketahui bahwa Arab Saudi dan Rusia, selaku dua dari tiga produsen minyak terbesar di dunia mengumumkan pengurangan produksi dan ekspor pada tahun lalu.
Arab Saudi melanjutkan pengurangan produksi sebesar 1 juta barel per hari pada kuartal ini. sementara Rusia mengatakan akan memperdalam pengurangan ekspor tahun ini menjadi 500.000 barel per hari, dari yang sebelumnya sebesar 300.000 barel per hari.