Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka stagnan di hadapan dolar AS hari ini. Rupiah dibuka tidak berubah dari level Rp15.615 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg indeks dolar AS melemah pada pagi ini. Indeks dolar AS melemah ke level 0,13% ke level 103,15.
Mata uang di kawasan Asia dibuka bervariasi hari ini. Yen Jepang memguat 0,16%, dolar Hong Kong naik 0,02%, dolar Singapura naik 0,07%, dan won Korea naik 0,48%.
Selanjutnya peso Filipina melemah 031%, rupee India menguat 0,07%, yuan China stagnan, ringgit Malaysia melemah 0,02%, dan baht Thailand menguat 0,20%.
Sebelumnya, Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan ada beberapa katalis yang dapat mendorong penguatan rupiah pekan depan, yaitu serangkaian rilis data ekonomi AS.
"Rupiah berpeluang menguat dan diperdagangkan di bawah Rp15.600 terhadap dolar AS pada pekan ini," ujar Ariston kepada Bisnis Sabtu (20/1/2024)
Baca Juga
Menurutnya penguatan rupiah mungkin terjadi apabila data ekonomi AS yang dirilis Kamis (25/1/2024) yaitu data produk domestik bruto (PDB) AS kuartal IV/2023 di bawah perkiraan 1,8%.
Adapun sebelumnya, PDB AS meningkat 4,9% pada kuartal III/2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Ariston juga mengatakan pelaku pasar masih mewaspadai situasi ketegangan di Timur Tengah yang kian memanas, sehingga bisa memicu kembali peralihan ke aset aman (safe haven) seperti emas dan mendorong penguatan dolar AS.
"Isu lain yang bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah adalah isu pelambatan ekonomi global. Kondisi inflasi tinggi, konflik geopolitik yang mengganggu suplai, dan lain-lain menjadi kekhwatiran pasar akan melambatkan perekonomian," ujarnya.
Alhasil, dengan sederet sentimen tersebut, Ariston memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kisaran Rp15.500 hingga Rp15.650 pada pekan ini.