Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut aksi divestasi yang dilakukan oleh pengendali PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) tak bermasalah.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan divestasi yang dilakukan pengendali dan pemegang saham NICE yakni PT Sungai Mas Minerals (SMM), PT Inti Mega Ventura (IMEV), Michael Adhidaya Susantyo, dan Victor Agung Susantyo telah berada dalam rencana perusahaan.
"Pihak yang mengambil alih memiliki visi untuk melakukan pengembangan," kata Nyoman ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Dia menjelaskan di pasar modal, sepanjang transparansi dilakukan di awal jika pola pencatatan saham dengan melakukan penjualan sebagian saham milik pengendali kepada pihak tertentu dibolehkan. Asalkan, kata Nyoman, pihak tertentu tersebut memiliki visi pengembangan terkait perusahaan.
Dalam kasus divestasi NICE, lanjutnya, Nyoman meminta pemegang saham lama NICE mempertahankan kepemilikannya masing-masing sekitar 10%.
Kemudian, lanjut Nyoman, pihak pengendali baru memiliki rencana dan memiliki visi dalam pengembangan perusahaan ke depan.
Baca Juga
"Kalau dari sisi capex, ke depannya bisa dilihat prospektus cukup solid untuk meningatkan growth ke depannya," ujarnya.
Sebagai informasi, perusahaan asal Korea Selatan LX International (LXI) melalui anak usahanya PT Energy Battery Indonesia akan mengakuisisi NICE dengan nilai Rp1,59 triliun. LXI akan melakukan akuisisi ini paling lambat lima hari setelah NICE resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.
LXI yang dahulu dikenal sebagai LG International Corp akan mengambil alih saham-saham milik pengendali dan pemegang saham yaitu PT Sungai Mas Minerals (SMM), PT Inti Mega Ventura (IMEV), Michael Adhidaya Susantyo dan Victor Agung Susantyo.
Lebih rinci, SMM akan menjual saham sebanyak 1.859.577.615 lembar, IMEV sebanyak 1.739.634.385 lembar saham, Michael sebanyak 25.000.000 lembar saham dan Victor sebanyak 25.000.000 lembar saham.
Harga yang akan digunakan LXI untuk mengakuisisi saham NICE adalah harga penawaran umum perdana saham yaitu Rp438 per saham.
Dengan asumsi tersebut, LXI akan membeli 3,64 miliar lembar (3.649.212.000) dan menggelontorkan dana sebanyak Rp1,59 triliun (Rp1.598.354.856.000). Nantinya EBI akan menjadi pengendali dengan menggenggam kepemilikan saham sebanyak 60%.