Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diakuisisi LXI Korea, Adhi Kartiko (NICE) Pacu Produksi Nikel 2024

Adhi Kartiko Pratama (NICE) akan meningkatkan produksi dari 2 juta ton nikel pada 2023 menjadi sekitar 3 juta ton nikel pada 2024.
Direksi Bursa Efek Indonesia bersama Jajaran Direksi PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) dalam seremoni pencatatan perdana saham, Selasa (9/1/2024). Saham NICE dibuka naik tipis pada hari perdana perdagangannya/Bisnis Indonesia-Artha Adventy.
Direksi Bursa Efek Indonesia bersama Jajaran Direksi PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) dalam seremoni pencatatan perdana saham, Selasa (9/1/2024). Saham NICE dibuka naik tipis pada hari perdana perdagangannya/Bisnis Indonesia-Artha Adventy.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten nikel anyar PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) berniat meningkatkan produksi nikel hingga 3 juta ton per tahun sepanjang 2024 setelah diakuisisi oleh pengendali baru LX International (LXI) atau LG International Corp. 

Direktur Utama Adhi Kartiko Pratama Stevano Rizki Adranacus mengatakan pihaknya akan meningkatkan produksi dari 2 juta ton nikel pada 2023 menjadi sekitar 3 juta ton nikel pada 2024. 

“LXI akan melakukan peningkatan produksi yang saat ini 2 juta akan menjadi 2,5 sampai 3 juta,” kata Stevano di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (9/1/2024). 

Seiring dengan peningkatan produksi yang dibidik, NICE juga menargetkan laba bersih dan pendapatan dapat meningkat maksimal 10% sepanjang 2024. Pendapatan NICE 95% masih ditopang oleh penjualan bijih nikel kepada smelter-smelter di Indonesia.

Stevano menambahkan dengan masuknya LX International, NICE berpeluang ikut serta dalam ekosistem baterai listrik yang merupakan salah satu bisnis LXI. Dia mengklaim kondisi itu akan menunjang rencana jangka panjang NICE menuju hilirisasi nikel. 

Meskipun dana IPO dan dana hasil divestasi tidak masuk ke kantong NICE melainkan ke pengendali, Stevano pede NICE masih mampu mengandalkan kas internal setidaknya dalam lima tahun ke depan. 

“Kami akan mengandalkan kekuatan internal keuangan perusahaan. Karena saat ini kami tidak memiliki hutang sama sekali. Sehingga sudah kami hitung dan proyeksikan Itu masih mampu untuk menunjang rencana 5 tahun ke depan,” kata Stevano. 

Tercatat per Juni 2023, calon emiten yang bergerak dibidang pertambangan bijih nikel ini memiliki liabilitas total sebesar Rp146,48 miliar dengan rincian liabilitas jangka pendek sebesar Rp128,45 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp18,23 miliar. Adapun ekuitas tercatat sebesar Rp119,03 miliar. Sementara total aset NICE yaitu Rp265,71 miliar. 

Sementara itu, per Juni 2023, NICE membukukan penurunan laba bersih sebesar 48,10% menjadi Rp40 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp78,12 miliar. Laba yang turun seiring dengan lesunya penjualan. 

NICE membukukan penjualan semester I/2023 sebesar Rp378,56 miliar atau lebih rendah 11,50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp427,79 miliar. Meski penjualan turun, beban pokok penjualan justru meningkat menjadi Rp311,70 miliar dibandingkan dengan semester II/2022 yang tercatat sebesar Rp308,36 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper