Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang nikel PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) mengantongi pinjaman kredit dari PT Bank Shinhan Indonesia senilai Rp100 miliar.
Direktur NICE Sebin Kim menyampaikan perseroan mengamankan perjanjian kredit dengan Bank Shinhan dengan nilai fasilitas Rp100 miliar dengan suku bunga 6,85% per tahun dalam jangka waktu 12 bulan.
"Fasilitas kredit akan digunakan oleh perseroan sebagai opsi pembiayaan untuk modal kerja," tulis Kim dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (8/7/2025).
Sebelumnya, NICE juga telah menyambut PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) yang resmi menjadi pemegang saham perseroan dengan kepemilikan saham sebesar 9,62%.
Berdasarkan laporan total kepemilikan investor di atas 5% per 4 Juli 2025 yang disampaikan KSEI, muncul nama PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) sebagai salah satu pemilik saham NICE.
Sebagai informasi, ITMG merupakan emiten tambang batu bara yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Banpu Minerals (Singapore). Sementara itu, NICE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel melalui kegiatan eksplorasi melalui proyek nikel laterit.
Baca Juga
Tambang NICE terletak di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, dengan luas area konsesi 1.975 hektare (ha). NICE baru melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Januari 2024 dengan meraih dana IPO Rp532,78 miliar.
Berdasarkan data KSEI, ITMG tercatat sebagai pemilik 585.000.000 saham NICE atau setara dengan 9,62%. ITMG bersanding bersama Energy Battery Indonesia dengan kepemilikan saham NICE sebesar 69,57% dan Sungai Mas Minerals sebesar 10,43%.
Sejalan dengan arah transformasinya untuk menjadi perusahaan energi yang lebih hijau, ITMG terus mengembangkan portofolio bisnisnya pada sektor energi terbarukan dan melakukan inovasi untuk menciptakan operasional bisnis yang lebih bertanggung jawab.
Di lantai bursa, saham NICE melonjak pada perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 10.30 WIB, saham NICE terbang 24,86% ke level Rp462 per saham.
Level harga itu merupakan posisi tertinggi sepanjang tahun berjalan 2025 dan mencerminkan kenaikan 29,77% year-to-date (YtD) dari posisi Rp356 per saham pada akhir 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.