Bisnis.com, JAKARTA - Nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksa dana tembus Rp504,94 triliun per Desember 2023.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksa dana naik 1,74% secara month-to-month (mtm) dari posisi November 2023 sebesar Rp496,27 triliun.
Sedangkan secara year-to-date (ytd) dana kelolaan industri reksa dana turun 1,51% dari posisi Rp512,70 triliun pada Januari 2023.
Adapun, sepanjang tahun 2023 AUM reksa dana industri mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, dengan level tertinggi menyentuh Rp520,1 triliun pada Juli 2023, dan level terendahnya di Rp496,27 triliun pada November 2023.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan pasar reksa dana diprediksi tetap menarik pada 2024, karena imbal hasil yang bergantung pada underlying asset seperti saham dan obligasi.
Menurutnya, reksa dana saham akan terdorong oleh kinerja IHSG yang diproyeksi akan meningkat jelang Pemilu 2024 dan juga sentimen January Effect. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap akan terdorong oleh pasar obligasi yang mendapatkan sentimen positif dari ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed berencana untuk memangkas suku bunga acuan setidaknya tiga kali pada 2024. Saat ini, suku bunga The Fed masih bertahan di level 5,25%-5,5%.
"Reksa dana saham akan mendapat manfaat dari kenaikan IHSG, sedangkan reksa dana pendapatan tetap akan mendapat manfaat dari penurunan suku bunga," ujar Reza kepada Bisnis, dikutip Rabu (10/1/2024).
Tak hanya itu, menurutnya reksa dana pasar uang akan mendapat manfaat dari likuiditas yang cukup. Sedangkan reksa dana campuran juga akan memiliki prospek pengembalian yang positif, karena dapat menyesuaikan alokasi aset sesuai dengan kondisi pasar.
"Rekomendasi racikan portofolio investor akan bergantung pada profil risiko dan tujuan investasi masing-masing. Secara umum, investor dengan profil risiko agresif bisa mengalokasikan 50% portofolio ke reksa dana saham, 30% ke reksa dana pendapatan tetap, dan 20% ke reksa dana pasar uang," jelasnya.
Sementara itu, menurutnya investor dengan profil risiko moderat bisa mengalokasikan 30% portofolio ke reksa dana saham, 40% ke reksa dana pendapatan tetap, dan 30% ke reksa dana pasar uang.
Sebagai informasi, jumlah investor reksa dana sepanjang 2023 sebesar 11,41 juta investor atau tumbuh 18,87% secara ytd. Sedangkan jumlah investor pasar modal secara keseluruhan tembus 12,16 juta.