Bisnis.com, JAKARTA – Awal tahun ini Bursa Efek Indonesia (BEI) sedikitnya telah merilis tiga nama emiten yang terancam didepak atau delisting. Ketiganya adalah emiten yang terafiliasi dengan Boy Thohir, Ricky Harun, dan perusahaan asuransi Kresna Life.
BEI pada Senin (8/1/2024) merilis pengumuman yang menyebutkan emiten terafiliasi Kresna Life yakni PT Danasupra Erapacific Tbk. (DEFI) terancam dihapus pencatatan sahamnya.
Berdasarkan pengumuman tersebut, diketahui saham DEFI telah disuspensi oleh otoritas Bursa sejak 6 Januari 2022. Sesuai dengan regulasi, suspensi di pasar reguler dan tunai hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya 24 bulan terakhir.
“Maka dapat kami sampaikan bahwa saham perseroan telah disuspensi selama 24 bulan,” ujar Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI, Lidia M. Panjaitan, dalam pengumuman BEI.
Selain itu, Bursa dapat menghapus saham perusahaan jika mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial maupun hukum, dan emiten tidak dapat dapat menunjukkan indikasi pemulihan.
Menyitir laporan bulanan registrasi pemegang efek per 30 November 2023, pemegang saham DEFI adalah PT Asuransi Jiwa Kresna atau Kresna Life dengan kepemilikan 23,57% saham.
Baca Juga
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui telah mencabut izin usaha Kresna Life pada Juni 2023. Pencabutan dilakukan karena hingga batas akhir status pengawasan khusus, rasio solvabilitas Kresna Life tetap tidak memenuhi ketentuan minimum yang disyaratkan yakni 120%.
Sementara itu, daftar pemegang saham DEFI lainnya adalah PT Intan Sakti Wiratama dengan kepemilikan 20,92% saham, PT Jesivindo Juvatama sebesar 14,93%, PT Quantum Clovera Investama Tbk. (KREN) sebesar 14,47%, dan masyarakat memiliki 26,11% saham.
Presiden Direktur DEFI Irianto Kusumadjaja mengatakan telah mengajukan permohonan waktu kepada BEI untuk memaparkan proses investasi yang dilakukan perseroan. Proses itu disebut telah masuk tahap finalisasi verifikasi untuk memenuhi persyaratan OJK dan Bursa.
“Perseroan menunggu tanggapan dan berharap permohonan waktu untuk dapat menyampaikan penjelasan, serta pemaparan proses investasi yang dilakukan perseroan dapat disetujui, sehingga saham kami dapat diperdagangkan kembali dalam waktu dekat agar potensi kerugian pemegang saham publik akibat proses suspensi perdagangan saham kami dapat dihindari,” tuturnya.
BOY THOHIR & RICKY HARUN
Sebelumnya, pada 3 Januari 2024, BEI merilis pengumuman potensi delisting terhadap saham PT Nipress Tbk. (NIPS) yang memiliki afiliasi dengan Garibaldi ‘Boy’ Thohir dan PT HK Metals Utama Tbk. (HKMU) yakni emiten terafiliasi dengan pesohor Ricky Harun.
Berdasarkan pengumuman BEI yang dirangkum Bisnis, suspensi saham NIPS telah mencapai 54 bulan pada 2 Januari 2024. Sesuai regulasi, suspensi di pasar reguler dan tunai hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya 24 bulan terakhir.
Berdasarkan data 31 Januari 2023, pemegang saham NIPS adalah PT Trimegah Sekuritas Tbk. (TRIM) dengan kepemilikan sebesar 12%. Sebagaimana diketahui, Trimegah Sekuritas dikendalikan oleh Boy Thohir yang memiliki 34,56% saham TRIM.
Saham NISP juga dimiliki oleh PT Tritan Adhitama sebanyak 10,45%, lalu PT Trinitan International menggenggam 23,85% saham, dan PT Indolife Pensiontama mengantongi 7,59% saham. Indolife merupakan salah satu anak usaha Grup Salim.
Ada juga nama Ferry Joedianto Robertus Tandiono yang menjabat sebagai komisaris NIPS dengan kepemilikan 5,33% saham. Adapun publik menggenggam 40,78% saham perseroan.
Di sisi lain, otoritas Bursa juga mengumumkan bahwa saham HK Metals atau HKMU telah disuspensi di pasar reguler dan pasar tunai selama 6 bulan. Dengan demikian, masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 3 Juli 2025.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, Ricky Harun atau Ricky Childnady Pratama tercatat sebagai komisaris perusahaan. Namanya bersanding dengan Aryo Widiwardhono yang menjabat sebagai komisaris utama dan komisaris independen perseroan.
Sampai dengan saat ini, HKMU tercatat tidak memiliki pemegang saham pengendali. Per 31 Maret 2023, saham perseroan dipegang oleh masyarakat dengan kepemilikan mencapai 99,9% dan 0,1% sisanya digenggam Rudi Ramdhani Firmansyah.